69. Bergantung lalu tergantung
Ketika
berkesempatan memberi petuah kepada sepasang pengantin, seorang yang didaulat
mewakili undangan menyampaikan pesan kepada pengantin sebagai berikut:
(1)
Berhasil
tidaknya kehidupan berumah tangga itu tergantung dari kesetiaan
pasangan.
(2)
Kelanggengan
hidup perkawinan Kristen tergantung daripada kesetiaan pasangan.
(3)
Cara
hidup anak-anak yang akan lahir dari pasangan ini tergantung kepada contoh
hidup orangtua.
Masih senada dengan apa yang disampaikan
sebagai petuah pada kalimat (1) s.d. (3) di atas, dalam pelbagai wacana
berita surat kabar kita dapat membaca kalimat seperti pada kalimat (4) s.d.
(7) berikut:
(4)
Keberhasilan
pembangunan daerah bergantung dari partisipasi masyarakatnya.
(5)
Ketertiban
berlalu lintas bergantung pada para pengguna jalan.
(6)
Nama
baik dan citra penegak hukum kita bergantung kepada cara kerjanya.
(7)
Jenazah
korban ditemukan tergantung pada pohon di belakang rumah.
Contoh
kalimat (1) s.d. (3) di atas, semuanya memuat kata ‘tergantung’ yang
masing-masing diikuti oleh kata ‘dari’, ‘daripada’, dan ‘kepada’. Sementara itu, pada contoh (4) s.d. (7) kita
temukan penggunaan kata ‘bergantung’ yang diikuti oleh kata ‘dari’,
‘pada’, ‘kepada’, dan ‘pada’. Berdasarkan contoh kutipan
di atas kita dapat mengelompokkan dua jenis ‘perilaku’ kata dasar ‘gantung’.
Pertama, bentuk dasar ‘gantung’ dapat mengalami proses morfologis dengan
afiksasi prefiks ber- dan kedua, bentuk dasar ‘gantung’ berpeluang
mendapat afiksasi prefiks ter-. Dua model bentuk ini berpengaruh
terhadap bentuk kata yang mengikutinya.
Masalah
pokok yang harus dilihat dalam dua bentuk itu berkaitan dengan bentuk yang
benar dan bentuk yang tepat dari aspek kajian kebahasaan. Bentuk dasar
gantung secara morfologis dapat menjadi
‘bergantung’ dan ‘tergantung’. Bentuk ‘bergantung’ secara leksikal
berarti: (1) bersangkut pada atau
berkait pada sesuatu yang lebih tinggi, (2) berpegang (ragam percakapan), (3)
menyandarkan diri (kepada), (4) terikat pada (kekuatan, kemauan, keadaan atau
hal lainnya), terpulang kepada. Sementara itu, bentuk tergantung secara
leksikal berarti (1) sudah disangkutkan pada, (2) terpulang kepada, bergantung
pada, (3) berhubungan erat (KBBI, 1998: 254).
Berdasarkan
kemungkinan pemaknaan (makna leksikal) seperti ini, ketujuh contoh pemakaian kata bergantung
dan tergantung di atas hanya berkemungkinan diartikan sebagai bersangkut
pada sesuatu yang lebih tinggi (contoh 3 dan 7), terpulang kepada (contoh
1,2,4,5, dan 6), berhubungan erat (contoh 5 dan 6). Makna: berpegang,
menyandarkan diri, sudah disangkutkan pada,
tidak dapat diambil dari contoh-contoh tersebut.
Jika
ketujuh contoh itu ditempatkan pada tataran semantik dan dimaknai secara
semantik (ilmu makna), maka penggunaan kata ‘bergantung’ dan ‘tergantung’
pada kalimat itu perlu dipersoalkan. Mengapa? Karena, pemilihan kata (diksi) yang mengikuti kata
bergantung dan tergantung itu bervariasi. Penggunaan kata ‘dari’, ‘daripada’,
‘kepada’, ‘pada’ pada contoh tersebut menjadikan kalimat-kalimat
itu tidak gramatikal dengan konsekuensi pemaknaannya menjadi kabur atau
membias. Untuk itu, ketujuh kalimat itu perlu dibenahi agar maknanya jelas bagi
pendengar atau pembaca. Jadi, ketujuh kalimat di atas dikategorikan dalam
kalimat yang tidak efektif.
Dalam
pengertian yang biasa kata ‘bergantung pada’ dan ‘tergantung pada’
pada contoh (1) s.d. (6) itu sinonim dengan bentuk pasif ‘ditentukan oleh’.
Agar kalimat-kalimat itu efektif, berikut kami menawarkan kemungkinan
pembenahan untuk setiap kalimat tersebut. Kalimat (7) secara semantik maknanya
jelas.
(1)
Berhasil
tidaknya kehidupan berumah tangga, itu tergantung kesetiaan pasangann
(b) Berhasil tidaknya kehidupan berumah tangga itu ditentukan oleh
kesetiaan pasangan.
(2)
Kelanggengan
hidup perkawinan Kristen tergantung kesetiaan pasangan (b) Kelanggengan
hidup perkawinan Kristen ditentukan oleh kesetiaan pasangan.
(3)
Cara
hidup anak-anak yang akan lahir dari pasangan ini tergantung contoh
hidup orangtua (b) Cara hidup anak-anak yang akan lahir dari pasangan ini ditentukan
oleh contoh hidup orangtua
(4)
Keberhasilan
pembangunan daerah bergantung partisipasi masyarakatnya (b) Keberhasilan
pembangunan daerah ditentukan oleh partisipasi masyarakatnya.
(5)
Ketertiban
berlalu lintas bergantung para pengguna jalan (b) Ketertiban berlalu lintas ditentukan
oleh para pengguna jalan.
(6)
Nama
baik dan citra penegak hukum kita bergantung cara kerjanya (b) Nama baik dan
citra penegak hukum kita ditentukan oleh cara kerjanya.
Dari
hasil pembenahan kalimat yang ditawarkan di sini, bentuk atau kemungkinan (b)
hendaknya diprioritaskan dalam penggunaannya. Bukan bergantung atau tergantung
pada selera tetapi karena ada aturannya**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar