Kalimat yang dipakai sebagai judul dalam rubrik bahasa
saat ini kami ambil langsung dari salah satu berita yang diturunkan Harian Umum
Flores Pos edisi Jumat, 11 April 2003 halaman 4. Judul berita itu sengaja
dipakai karena menarik untuk dianalisis dan dicermati dari aspek bahasa.
Mengapa menarik untuk dicermati dari aspek bahasa?
Untuk menjawab
pertanyaan ini marilah kita cermati judul berita seperti pada kalimat (a) dan
penggalan berita berdasarkan judul itu seperti pada kalimat (b) berikut ini:
(a)
Dinas P dan K Bantu Komputer
(b)
Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Manggarai membantu satu unit komputer untuk SMKN I Ruteng di Labuan
Bajo yang awal April lalu dihantam badai siklon tropis.
Kalimat (a) dipandang dari aspek kaidah bahasa
jurnalistik sebagai judul berita
tampaknya memenuhi syarat karena judul itu singkat, hemat kata, dan terjadi
pelesapan imbuhan. Karakteristik yang singkat, hemat kata, dan pelesapan unsur
imbuhan seperti ini ‘halal’ dalam dunia jurnalistik berkenaan dengan judul
berita. Persoalannya, apakah karakteristik judul berita yang singkat itu diperbolehkan mengalahkan atau
diistimewakan dari tuntutan kaidah kebahasaan khususnya kaidah semantik? Tentu
saja harus disadari bahwa berita yang diturunkan melalui media massa adalah
wacana yang membawa pesan bermakna melalui pola dan struktur bahasa tertentu.
Pola dan struktur sebuah wacana berita sangat menentukan bagaimana para pembaca
menemukan makna itu secara benar dan tepat. Jika pola dan strukturnya
diabaikan, maka terbuka kemungkinan pemaknaan secara salah dan muncullah
anomali atau ketidaklaziman, ketidakberterimaan berbahasa.
Kalimat (a) yang menjadi judul berita dikategorikan
sebagai judul yang menggadaikan makna pada prinsip ekonomi atau hemat kata.
Alhasil, muncul kalimat yang secara sematik mengalami kekaburan makna atau
muncul kalimat judul yang bercorak anomali. Kalimat (a) Dinas P dan K Bantu
komputer kalau dilihat secara terpisah dari keseluruhan berita, maka
kedengaran janggal. Mengapa? Karena (i) komputer itu benda mati dan tidak
terbayangkan bagaimana pihak Dinas P dan K itu bantu komputer, (ii) penggalan
berita [kalimat (b)] memberikan penjelasan kepada kita bahwa yang dibantu
sebenarnya bukan komputer melainkan SMKN I Ruteng yang ada di Labuan Bajo.
Komputer itu merupakan barang/benda sebagai wujud bantuan yang diberi. Dengan
kata lain bantuan yang diberikan Dinas
P dan K untuk SMKN I Ruteng yang ada di
Labuan Bajo berupa satu unit komputer.
Berdasarkan penjelas seperti ini, kita sampai pada
kesimpulan bahwa kalimat (a) sebagai judul berita dan kalimat (b) sebagai penggalan berita
sama-sama membingungkan pembaca. Kalau pembaca dibingungkan, maka berita itu
menjadi wacana yang kurang komunikatif. Lalu bagaimana kita berusaha mengurangi
kebingungan para pembaca? Ya, sederhana saja jawabannya. Judul dan penggalan
berita (a) dan (b) itu harus dibenahi.
Kalimat-kalimat yang kami tawarkan berikut ini, mungkin
dapat dipakai sebagai alternatif untuk menggantikan kalimat itu agar kedengaran
lebih komunikatif.
(a)
Dinas P dan K Bantu Komputer diubah menjadi:
·
Dinas P dan K Membantu SMKN I Labuan
Bajo
·
Komputer untuk SMKN I Labuan Bajo
·
Bantuan Dinas P dan K untuk SMKN I
Labuan Bajo
(b)
Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Manggarai membantu satu unit komputer untuk SMKN I Ruteng di Labuan
Bajo yang awal April lalu dihantam badai siklon tropis diubah menjadi:
·
Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Manggarai membantu SMKN I Ruteng di Labuan Bajo yang dihantam badai
siklon awal April lalu. Bantuan tersebut berupa
satu unit komputer.
·
Bantuan berupa satu unit komputer
diberikan Dinas P dan K Kabupaten Manggarai untuk SMKN I Ruteng di Labuan Bajo
menyusul badai siklon tropis yang
menghantam kawasan itu awal April lalu.
Awal April lalu badai
siklon tropis menghantam SMKN I Ruteng di Labuan Bajo. Dinas P dan K Kabupaten
Manggarai menyumbangkan satu unit komputer untuk lembaga itu. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar