66.Memimpin-Langsung-Memimpin
Harian Umum Flores Pos
edisi Rabu (24/12/2003) dan edisi Sabtu (27/12/2003) menurunkan berita tentang
perayaan natal di Paroki Kristus Raja dan paroki Katedral Ruteng. Berita berjudul ‘Malam Natal, Uskup
Pimpin Misa di Gereja Kristus Raja’ dan ‘Aman, Perayaan Natal di Ruteng’ itu
memuat informasi antara lain:
(a)
Umat paroki Kristus Raja Ruteng mendapat
kehormatan khusus karena misa malam kelahiran Yesus Penebus umat manusia, Rabu
malam (24/12) akan langsung dipimpin oleh Uskup Ruteng, Mgr. Eduardus
Sangsun, SVD.
(b)
Sementara dalam misa kedua yang merupakan
misa puncak Natal dipimpin langsung oleh Uskup Diosis Ruteng
Mgr.Eduardus Sangsun, SVD.
(Catatan: huruf italic pada
“langsung dipimpin” dan “dipimpin langsung” dari kami).
Informasi yang diamanatkan melalui dua kutipan di atas
sepintas tampaknya jelas untuk para pembaca. Semua pembaca memahami secara
benar apa yang diinformasikan melalui
kutipan berita tersebut. Pembaca akan memahami secara sama terhadap pesan
muatan pada dua contoh di atas. Bagi orang yang memiliki kepekaan berbahasa,
dua kutipan di atas memunculkan pertanyaan berkaitan dengan pemakaian kelompok
kata yang sengaja kami tandai dengan bentuk huruf miring (italic). Kita
temukan bentuk ‘langsung dipimpin’ dan ‘ dipimpin langsung’
Dua bentuk ini
sesungguhnya memuat makna yang sangat berbeda. Untuk itu cobalah kita
membandingkan contoh pemakaian dua bentuk itu di dalam kalimat-kalimat berikut:
(c)
Pasukan AS langsung menangkap Saddam
Hussein di tempat persembunyian.
(d)
Pasukan AS menangkap langsung Saddam
Hussein di tempat persembunyian.
(e)
Karena keterbatasan waktu, ia langsung
berangkat ke Jakarta.
(f)
Karena keterbatasan waktu, Andi berangkat
langsung dengan pesawat terbang.
Jika mencermati penggunaan kata ‘langsung’ pada kalimat
(c) dan (e) maka kita dapat memahami
bahwa kata ‘langsung’ itu berkaitan dengan waktu (berfungsi sebagai keterangan
waktu). Sebagai kata keterangan waktu, kata ‘langsung’ itu dapat menggantikan
atau paralel dengan kata ‘segera’ yang artinya melakukan sesuatu secara cepat
tanpa ada sela waktu.
Sementara itu, penggunaan kata ‘langsung’ pada kalimat
(d) dan (f) tidak dapat disubstitusikan atau diganti dengan kata segera karena
makna kata ‘langsung’ pada kedua kalimat itu mengacu pada pengertian ‘tanpa
media pengantara’. Makna kata ‘langsung’ pada kalimat (d) dan (f) adalah tanpa
alat, sarana, media lain. Menangkap langsung pada kalimat (d) artinya pasukan
AS tidak menggunakan pasukan dari negara lain saat menangkap Saddam Hussein.
Pasukan yang menangkapnya sungguh-sungguh dan dapat dibuktikan bahwa mereka
adalah pasukan AS. Berangkat langsung dengan pesawat pada kalimat (f) secara
implisit mau mengatakan bahwa selain pesawat terbang Andi dapat juga
menggunakan sarana, media, alat transportasi lain menuju Jakarta.
Mengacu pada penjelasan dan pembedaan seperti ini, kita
dapat menentukan bahwa penggunaan kata ‘langsung’ pada kalimat (a) dan (b) yang
dimuat pada Harian Umum Flores Pos di atas jelas tidak merujuk pada satu
makna. Pemakaian kata ‘langsung’ pada kalimat (a) dan (b) itu masing-masing
merujuk pada pengertian ‘segera’ (tanpa sela waktu) dan ‘tanpa media, tanpa
sarana pengantara. Kalimat (a) seharusnya dipahami dan dimaknai secara lain
yang mengutamakan unsur keterangan waktu. Kalau perayaan Natal langsung
dipimpim Uskup itu artinya sama dengan perayaan Natal itu ‘segera’ dipimpin Uskup
(tidak diulur-ulur lagi segera setelah Uskup tiba). Sementara itu, penggunaan kata ‘langsung’
pada dipimpin langsung oleh Uskup hanya bisa dipahami dan dimaknai bahwa
perayaan Natal itu tidak didelegasikan kepada orang lain.
Sebagai bahan pembanding bagi kita untuk memahami
penjelasan di atas mungkin kita bisa bandingkan dengan kalimat (g) dan (h)
berikut ini:
(g)
Wartawan yang gesit biasanya langsung
menyiarkan hasil liputannya.
(h)
Menonton langsung biasanya lebih baik
daripada menonton melalui TV.
Setelah
mengikuti keseluruhan uraian ini serta memahami contoh-contoh yang diberikan di
atas kita dapat mengatakan bahwa penggunaan kata ‘langsung’ yang merujuk pada
pengertian ‘tanpa media, tanpa pengantara’ tampaknya mubazir atau berlebihan.
Hal itu jelas terbaca pada kalimat (b), (d), dan (f). Kalimat-kalimat itu akan menjadi lebih
berterima dan dianggap baku kalau kata ‘langsung’ itu dihilangkan sehingga kita
jumpai kalimat (i), (j), dan (k) berikut:
(i)
Sementara dalam misa kedua yang merupakan
misa puncak Natal dipimpin oleh Uskup Diosis Ruteng Mgr.Eduardus
Sangsun, SVD.
(j)
Pasukan AS menangkap Saddam Hussein di
tempat persembunyian.
(k)
Karena keterbatasan waktu, Andi berangkat
dengan pesawat terbang.**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar