60. Kerja Atau Karya Membingungkan
Sebuah koran lokal pernah menurunkan berita berkaitan
dengan rencana kunjungan pejabat tinggi dari tingkat kabupaten ke salah satu
desa di pedalaman. Warga desa yang akan dikunjungi melakukan persiapan yang
perlu termasuk membenahi ruas jalan yang akan dilewati sang pejabat. Terkait
dengan rencana itu semua warga desa diwajibkan terlibat mengikuti kerja bakti.
Kegiatan itu sempat diliput media lokal dan dalam beritanya ditemukan kalimat
(a) s.d. (e) berikut ini:
(a)
Semua warga desa ikut dalam kerja
bakti menggali jalan menyambut
kedatangan bupati.
(b)
Pelaksanaan kerja warga desa itu
dipimpin langsung oleh kepala desa setempat.
(c)
Dalam keterangan persnya, kepala desa
mengharapkan adanya dana proyek padat karya.
(d)
Tenaga kerja dalam proyek padat karya
harus dibayar berdasarkan lama jam kerja.
(e)
Karya Bhakti Kodim1612 Ditujukan pada 7
Sasaraan Kegiatan.
Jika kita mencermati semua kalimat (a) s.d. (e) di
atas, maka kita temukan kata ‘kerja’ dan kata ‘karya’. Pada kalimat (d) kata
’kerja’ dan ‘karya’ itu dipakai secara bergantian. Pemakaian seperti itu
sepintas memang kelihatannya tidak perlu dipersoalkan tetapi sebenarnya ada
masalah (bahasa) yang perlu dicermati untuk dianalisis lebih jauh. Pemakaian
dua kata itu perlu dicermati dari disiplin kebahasaan untuk menghindari
pemakaiannya yang bercorak tidak tepat.
Kata kerja dan karya sering dilihat
sebagai dua bentuk yang bermakna sama atau sinonim. Jika dirunut pada tataran
etimologis maka akan diketahui pasti bahwa kedua kata itu berasal dari akar
kata yang sama dalam bahasa Sansekerta yaitu kr. Akar kata kr dalam bahasa Sansekerta
itu dalam proses pengalihannya ke dalam bahasa Indonesia mengambil bentuk kerja.
Akar kata yang sama dalam proses pengalihannya ke dalam bahasa Jawa menjadi karya.
Bentuk kata karya dalam bahasa Jawa itu kemudian
digunakan secara sangat populer dan bersaing dengan kata ‘kerja’. Dalam
perkembangannya kata ‘karya’ itu dipungut ke dalam bahasa Indonesia sehingga
menjadi kata bahasa Indonesia. Karena
berasal dari akar kata yang sama –meskipun tahapannya berbeda-- kedua kata itu
pun banyak persamaannya atau dianggap sinonim. Sampai di sini mungkin
penggunaan dua kata itu tidak menjadi masalah bagi pemakai bahasa.
Persoalannya,
justru muncul ketika dua bentuk itu digunakan dalam paduannya dengan
bentuk-bentuk lain. Pada dasawarsa terakhir ini kita temukan dalam bahasa
Indonesia kata-kata baru yang mengandung unsur karya. Lebih dari itu, karena
masyarakat pemakai bahasa kurang mengetahui latar belakang asal usul dua kata
itu menyebabkan dua kata itu dipakai secara tumpang tindih. Tidaklah
mengherankan kalau kita menemukan batasan kata kerja dan karya itu. Orang
dengan mudahnya memberikan batasan pengertian perihal kata ‘kerja’ dan ‘karya’
itu. Berkarya artinya bekerja
menghasilkan karya. Hasil karya artinya
hasil kerja yang dapat berupa karya sastra, karya ilmiah atau karya tulis. Karya ilmiah dapat berupa buku, karangan,
atau kertas karya yang biasa dibacakan dalam pertemuan-pertemuan ilmiah. Kalau
kita berpegang teguh pada runutan etimologi kata tadi maka yang dicontohkan di
sini bukanlah batasan pengertian yang tepat dan benar.
Juga
kita temukan batasan seperti ini: Karyawan ialah pekerja, pegawai, atau
buruh. Pegawai wanita disebut karyawati. Pensiunan anggota militer disebut
purnawirawan, sementara para pensiunan pegawai negeri sipil sering disebut
purnakaryawan. Mereka yang tidak
mempunyai pekerjaan tetap, mereka yang menganggur, disebut tunakarya. Kita
hampir sulit menemukan bentuk *kerjawan, *kerjawati, *purnakerjawan,
*purnakerja, *tunakerja.
Sejalan
dengan munculnya bentuk-bentuk baru yang berkaitan dengan kata karya itu muncul
pula pelbagai kelompok kegiatan atau usaha yang didasarkan pada jenis kerja
atau profesi tertentu. Masyarakat umum sering mendengar kata profesi atau
kekaryaan. Anggota ABRI yang ditugaskan pada instansi sipil misalnya, dikatakan
dengan istilah dikaryakan.
Bentuk
penggunaan lain dari kata karya itu misalnya dalam kalimat Di sekolah
murid-murid mendapatkan pelajaran prakarya.
Disebut prakarya karena dalam pelajaran itu mereka belum menghasilkan
karya yang sesungguhnya. Prakarya merupakan persiapan ke arah karya yang
sesungguhnya, prakarya artinya sebelum karya.
Mata pelajaran prakarya itu dulu disebut pekerjaan tangan. Kerajinan
tangan, yang dalam bahasa Inggrisnya handicraft, sering disebut hastakarya..
Pelajaran prakarya tidak dapat diganti menjadi pelajaran *prakerja.
Akhir-akhir
ini banyak diselenggarakan lokakarya dan temukarya, di samping wisata karya dan
anjang karya. Lokakarya yang dalam
bahasa Inggrisnya workshop, dapat berupa pertemuan, penataran, penerapan
metode. Secara etimologis loka
berarti dunia atau tempat, lokakarya berarti tempat bekerja atau bengkel. Tidak
lazim menggunakan kata *lokakerja
Temukarya
ialah suatu pertemuan untuk bersama-sama membahas masalah-masalah yang
berhubungan dengan pekerjaan. Pada wisata karya kunjungan ke berbagai
tempat itu bukan sekedar piknik atau melancong, melainkan dalam rangka
melaksanakan tugas. Begitu juga kalau para pejabat beranjang karya,
mereka datang ke suatu daerah bukan untuk berkunjung kepada sanak keluarga,
melainkan dalam rangka melaksanakan tugas negara. Tidak lazim menggunakan
bentuk *temukerja, *beranjangkerja.
Dalam
tata pemerintahan desa kita temukan penggolongan desa seperti desa swadaya,
swakarya, dan swasembada. Awalan swa-
yang berasal dari bahasa Sansekerta itu mengandung arti sendiri. Swakarya berarti kerja atau karya sendiri.
Bentuk swakarya tidak lazim diganti dengan bentuk *swakerja.
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kata kerja dan karya sebenarnya
bermakna sama dan berasal dari akar kata yang sama.. Penggunaan dua kata itu
mengikuti pola penggunaan kata sinonim pada umumnya. Aspek kelaziman pemakaian
dan prinsip kolokasi (kesesuaian dengan unsur pendamping kata) menentukan
pilihan bentuk yang tepat apakah bentuk kerja atau karya.**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar