64. Atlit Berbakat Atletik
Pengurus PASI (Persatuan
Atletik Seluruh Indonesia) cabang Ruteng mengirim surat untuk kepala SMU, SMK,
SLTP, sekabupaten Manggarai. Surat bernomor 13/PC.PASI/M’Rai/XI/2003 dan
bertanggal 14 Nopember (seharusnya: November)
2003 itu juga kami terima di
Seminari Kisol. Bagi kami, surat itu menarik untuk dijadikan sebagai bahan yang
dipakai dalam rubrik bahasa pada edisi ini. Untuk itu, kami turunkan penggalan
surat tersebut sebelum kita melihat bagian yang perlu dicermati (yang kami
kutip hanya bagian yang akan dijadikan bahan ulasan). Kutipannya sebagai
berikut:
“Salam Olah Raga. Untuk mendapat Atlit
berbakat pada Cabang Olah Raga Atletik, maka Pengcab Pasi akan
menyelenggarakan kejuaraan Atletik untuk nomor-nomor tertentu Tingkat
SMTP dan Tingkat SMTA se Kabupaten Manggarai pada waktu menjelang pembagian
Raport Semester Gasal 2003-2004 pada pertengahan Desember 2003 yang akan
datang.
Untuk itu diharapkan agar persiapan Atlit
sedini mungkin serta ketentuannya khusus Tingkat SMTA hanya diikuti kelas I dan
II Tahun Ajaran 2003-2004. Dan yang ikut tingkat kabupaten nanti adalah yang
terbaik di tingkat kecamatan setiap nomor lomba dan sesuaikan dengan standar
(terlampir)”
Jika kutipan surat di atas dicermati
maka kita akan menemukan beberapa kesalahan baik kesalahan penulisan kata,
bentuk kata, maupun kesalahan yang berpautan dengan struktur kalimat
(sintaksis) yang akan turut berpengaruh terhadap pemaknaan kalimat. Melalui
uraian ini kita akan menemukan kesalahan penulisan kata seperti Atlit, Pasi,
pemakaian, penulisan se Kabupaten, menyelenggarakan kejuaraan.
Hal pokok yang akan dibahas di sini
berkaitan dengan penulisan kata ‘Atlit’ dan ’Atletik’. Penulisan yang berbeda
untuk satu akar kata yang sama seperti ini berkemungkinan besar akan
membingungkan pembaca. Bagaimana caranya menentukan penulisan yang benar dari
bentuk atlit dan atletik itu? Kita mau tidak mau merunut kembali akar atau
bentuk dasar kata-kata itu.
Bentuk atlit tidak ditemukan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bentuk yang ada hanyalah atlet. Secara etimologis
bentuk kata atlet diserap dari kata bahasa Belanda yaitu kata atleet.
Dalam bahasa Inggris kata itu mengambil bentuk athlete. Dalam kamus
berbahasa Latin bentuk itu sepadan dengan bentuk athleta sementara dalam
bahasa Jerman kita temukan kata Athlet. Berdasarkan hasil runutan seperti ini
kita temukan bentuk yang benar setelah diadaptasikan dengan memenuhi kaidah
penulisan unsur serapan kata bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia.
Kaidah penulisan unsur serapan kata
atleet (Belanda) ke dalam bahasa Indonesia dengan menyederhanakan deret vokoid
[ee] menjadi [e]. Atleet menjadi Atlet. Jika kata asalnya diserap
dari kata bahasa Inggris ‘athlete’
dan bahasa Latin athleta maka penyerapannya dengan cara menyederhanakan gugus
kontoid [th] menjadi [t] dan vokoid [e] dan [a] pada akhir
dilesapkan sehingga yang tinggal hanyalah bentuk atlet. Kata atlet
menurut Kamus Besar bahasa Indonesia
berarti orlahragawan yang berkaitan dengan ketangkasan, kekuatan, dan
kecepatan.
Berdasarkankan bentuk itu muncul
pula bentuk atletik dan bukannya atlitik. Kata atletik diartikan sebagai cabang
oleh raga di luar rumah yang mengandalkan ketangkasan, kekuatan, dan kecepatan
seperti lari dan renang. Akhirnya, kita sudah dapat menyimpulkan bahwa bentuk
yang benar adalah atlet bukan atlit; atletik bukan
atlitik.
Kesalahan lain berkaitan dengan
penulisan bentuk ringkas Pasi dari
bentuk panjang Persatuan Atletik Seluruh Indonesia seharusnya ditulis PASI.
Bentuk ringkas ini dibentuk menjadi singkatan sekaligus akronim dengan
mengekalkan huruf pertama setiap kata (bandingkan pula dengan ulasan topik
tentang Abreviasi dan Dosa Pers yang
telah dimuat dalam rubrik bahasa sebelumnya). Penulisan seperti se Kabupaten
Manggarai seharusnya menggunakan tanda penghubung sehingga bentuk yang benar
adalah se-Kabupaten Manggarai.
Menyelenggarakan kejuaraan jelas
tidak dapat diterima secara akal sehat kegiatan itu sendiri untuk menentukan
kejuaraan. Untuk itu kata kejuaraan harus diganti dengan kata perlombaaan,
pertandingan, kegiatan. Menyimak isi dan tujuan surat yang dikeluarkan PASI
cabang Ruteng di atas tidak bermaksud menyelenggarakan kejuaraan tetapi
menyelenggarakan kegiatan atau perlombaan untuk menentukan atlit yang akan
keluar sebagai juara. Kejuaraan adalah hasil dari kegiatan perlombaan para
atlet. Logika bahasa tampaknya diabaikan dalam kalimat itu.**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar