Jumat, 03 Agustus 2012

Bergantung lalu Tergantung


69. Bergantung lalu tergantung



Ketika berkesempatan memberi petuah kepada sepasang pengantin, seorang yang didaulat mewakili undangan menyampaikan pesan kepada pengantin sebagai berikut:
(1)   Berhasil tidaknya kehidupan berumah tangga itu tergantung dari kesetiaan pasangan.
(2)   Kelanggengan hidup perkawinan Kristen tergantung daripada kesetiaan pasangan.
(3)   Cara hidup anak-anak yang akan lahir dari pasangan ini tergantung kepada contoh hidup orangtua.
Masih senada dengan apa yang disampaikan sebagai petuah pada kalimat (1) s.d. (3) di atas, dalam pelbagai wacana berita  surat kabar kita dapat  membaca kalimat seperti pada kalimat (4) s.d. (7) berikut:
(4)   Keberhasilan pembangunan daerah bergantung dari partisipasi masyarakatnya.
(5)   Ketertiban berlalu lintas bergantung pada para pengguna jalan.
(6)   Nama baik dan citra penegak hukum kita bergantung kepada cara kerjanya.
(7)   Jenazah korban ditemukan tergantung pada pohon di belakang rumah.
Contoh kalimat (1) s.d. (3) di atas, semuanya memuat kata ‘tergantung’ yang masing-masing diikuti oleh kata ‘dari’, ‘daripada’, dan ‘kepada’.  Sementara itu, pada contoh (4) s.d. (7) kita temukan penggunaan kata ‘bergantung’ yang diikuti oleh kata ‘dari’, ‘pada’, ‘kepada’, dan ‘pada’. Berdasarkan contoh kutipan di atas kita dapat mengelompokkan dua jenis ‘perilaku’ kata dasar ‘gantung’. Pertama, bentuk dasar ‘gantung’ dapat mengalami proses morfologis dengan afiksasi prefiks ber- dan kedua, bentuk dasar ‘gantung’ berpeluang mendapat afiksasi prefiks ter-. Dua model bentuk ini berpengaruh terhadap bentuk kata yang mengikutinya.
Masalah pokok yang harus dilihat dalam dua bentuk itu berkaitan dengan bentuk yang benar dan bentuk yang tepat dari aspek kajian kebahasaan. Bentuk dasar gantung  secara morfologis dapat menjadi ‘bergantung’ dan ‘tergantung’. Bentuk ‘bergantung’ secara leksikal berarti:  (1) bersangkut pada atau berkait pada sesuatu yang lebih tinggi, (2) berpegang (ragam percakapan), (3) menyandarkan diri (kepada), (4) terikat pada (kekuatan, kemauan, keadaan atau hal lainnya), terpulang kepada. Sementara itu, bentuk tergantung secara leksikal berarti (1) sudah disangkutkan pada, (2) terpulang kepada, bergantung pada, (3) berhubungan erat (KBBI, 1998: 254).
Berdasarkan kemungkinan pemaknaan (makna leksikal) seperti ini,  ketujuh contoh pemakaian kata bergantung dan tergantung di atas hanya berkemungkinan diartikan sebagai bersangkut pada sesuatu yang lebih tinggi (contoh 3 dan 7), terpulang kepada (contoh 1,2,4,5, dan 6), berhubungan erat (contoh 5 dan 6). Makna: berpegang, menyandarkan diri, sudah disangkutkan pada,  tidak dapat diambil dari contoh-contoh tersebut.
Jika ketujuh contoh itu ditempatkan pada tataran semantik dan dimaknai secara semantik (ilmu makna), maka penggunaan kata ‘bergantung’ dan ‘tergantung’ pada kalimat itu perlu dipersoalkan. Mengapa? Karena,  pemilihan kata (diksi) yang mengikuti kata bergantung dan tergantung itu bervariasi. Penggunaan kata ‘dari’, ‘daripada’, ‘kepada’, ‘pada’ pada contoh tersebut menjadikan kalimat-kalimat itu tidak gramatikal dengan konsekuensi pemaknaannya menjadi kabur atau membias. Untuk itu, ketujuh kalimat itu perlu dibenahi agar maknanya jelas bagi pendengar atau pembaca. Jadi, ketujuh kalimat di atas dikategorikan dalam kalimat yang tidak efektif.
Dalam pengertian yang biasa kata ‘bergantung pada’ dan ‘tergantung pada’ pada contoh (1) s.d. (6) itu sinonim dengan bentuk pasif ‘ditentukan oleh’. Agar kalimat-kalimat itu efektif, berikut kami menawarkan kemungkinan pembenahan untuk setiap kalimat tersebut. Kalimat (7) secara semantik maknanya jelas.
(1)   Berhasil tidaknya kehidupan berumah tangga, itu tergantung kesetiaan pasangann (b) Berhasil tidaknya kehidupan berumah tangga itu ditentukan oleh kesetiaan pasangan.
(2)   Kelanggengan hidup perkawinan Kristen tergantung kesetiaan pasangan (b) Kelanggengan hidup perkawinan Kristen ditentukan oleh kesetiaan pasangan.
(3)   Cara hidup anak-anak yang akan lahir dari pasangan ini tergantung contoh hidup orangtua (b) Cara hidup anak-anak yang akan lahir dari pasangan ini ditentukan oleh contoh hidup orangtua
(4)   Keberhasilan pembangunan daerah bergantung partisipasi masyarakatnya (b) Keberhasilan pembangunan daerah ditentukan oleh partisipasi masyarakatnya.
(5)   Ketertiban berlalu lintas bergantung para pengguna jalan (b) Ketertiban berlalu lintas ditentukan oleh para pengguna jalan.
(6)   Nama baik dan citra penegak hukum kita bergantung cara kerjanya (b) Nama baik dan citra penegak hukum kita ditentukan oleh cara kerjanya.
Dari hasil pembenahan kalimat yang ditawarkan di sini, bentuk atau kemungkinan (b) hendaknya diprioritaskan dalam penggunaannya. Bukan bergantung atau tergantung pada selera tetapi karena ada aturannya**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar