Jumat, 03 Agustus 2012

Kerja atau Karya


60. Kerja  Atau Karya Membingungkan

Sebuah koran lokal pernah menurunkan berita berkaitan dengan rencana kunjungan pejabat tinggi dari tingkat kabupaten ke salah satu desa di pedalaman. Warga desa yang akan dikunjungi melakukan persiapan yang perlu termasuk membenahi ruas jalan yang akan dilewati sang pejabat. Terkait dengan rencana itu semua warga desa diwajibkan terlibat mengikuti kerja bakti. Kegiatan itu sempat diliput media lokal dan dalam beritanya ditemukan kalimat (a) s.d. (e) berikut ini:
(a)   Semua warga desa ikut dalam kerja bakti  menggali jalan menyambut kedatangan bupati.
(b)   Pelaksanaan kerja warga desa itu dipimpin langsung oleh kepala desa setempat.
(c)    Dalam keterangan persnya, kepala desa mengharapkan adanya dana proyek padat karya.
(d)   Tenaga kerja dalam proyek padat karya harus dibayar berdasarkan lama jam kerja.
(e)    Karya Bhakti Kodim1612 Ditujukan pada 7 Sasaraan Kegiatan.
Jika kita mencermati semua kalimat (a) s.d. (e) di atas, maka kita temukan kata ‘kerja’ dan kata ‘karya’. Pada kalimat (d) kata ’kerja’ dan ‘karya’ itu dipakai secara bergantian. Pemakaian seperti itu sepintas memang kelihatannya tidak perlu dipersoalkan tetapi sebenarnya ada masalah (bahasa) yang perlu dicermati untuk dianalisis lebih jauh. Pemakaian dua kata itu perlu dicermati dari disiplin kebahasaan untuk menghindari pemakaiannya yang bercorak tidak tepat.
Kata kerja dan karya sering dilihat sebagai dua bentuk yang bermakna sama atau sinonim. Jika dirunut pada tataran etimologis maka akan diketahui pasti bahwa kedua kata itu berasal dari akar kata yang sama dalam bahasa Sansekerta yaitu kr.  Akar kata kr dalam bahasa Sansekerta itu dalam proses pengalihannya ke dalam bahasa Indonesia mengambil bentuk kerja. Akar kata yang sama dalam proses pengalihannya ke dalam bahasa Jawa menjadi karya
Bentuk kata karya dalam bahasa Jawa itu kemudian digunakan secara sangat populer dan bersaing dengan kata ‘kerja’. Dalam perkembangannya kata ‘karya’ itu dipungut ke dalam bahasa Indonesia sehingga menjadi kata bahasa Indonesia.  Karena berasal dari akar kata yang sama –meskipun tahapannya berbeda-- kedua kata itu pun banyak persamaannya atau dianggap sinonim. Sampai di sini mungkin penggunaan dua kata itu tidak menjadi masalah bagi pemakai bahasa.
Persoalannya, justru muncul ketika dua bentuk itu digunakan dalam paduannya dengan bentuk-bentuk lain. Pada dasawarsa terakhir ini kita temukan dalam bahasa Indonesia kata-­kata baru yang mengandung unsur karya. Lebih dari itu, karena masyarakat pemakai bahasa kurang mengetahui latar belakang asal usul dua kata itu menyebabkan dua kata itu dipakai secara tumpang tindih. Tidaklah mengherankan kalau kita menemukan batasan kata kerja dan karya itu. Orang dengan mudahnya memberikan batasan pengertian perihal kata ‘kerja’ dan ‘karya’ itu.  Berkarya artinya bekerja menghasilkan karya.  Hasil karya artinya hasil kerja yang dapat berupa karya sastra, karya ilmiah atau karya tulis.  Karya ilmiah dapat berupa buku, karangan, atau kertas karya yang biasa dibacakan dalam pertemuan-pertemuan ilmiah. Kalau kita berpegang teguh pada runutan etimologi kata tadi maka yang dicontohkan di sini bukanlah batasan pengertian yang tepat dan benar.
Juga kita temukan batasan seperti ini: Karyawan ialah pekerja, pegawai, atau buruh.  Pegawai wanita disebut karyawati.  Pensiunan anggota militer disebut purnawirawan, sementara para pensiunan pegawai negeri sipil sering disebut purnakaryawan.  Mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, mereka yang menganggur, disebut tunakarya. Kita hampir sulit menemukan bentuk *kerjawan, *kerjawati, *purnakerjawan, *purnakerja, *tunakerja.
Sejalan dengan munculnya bentuk-bentuk baru yang berkaitan dengan kata karya itu muncul pula pelbagai kelompok kegiatan atau usaha yang didasarkan pada jenis kerja atau profesi tertentu. Masyarakat umum sering mendengar kata profesi atau kekaryaan. Anggota ABRI yang ditugaskan pada instansi sipil misalnya, dikatakan dengan istilah dikaryakan. 
Bentuk penggunaan lain dari kata karya itu misalnya dalam kalimat Di sekolah murid-murid mendapatkan pelajaran prakarya.  Disebut prakarya karena dalam pelajaran itu mereka belum menghasilkan karya yang sesungguhnya. Prakarya merupakan persiapan ke arah karya yang sesungguhnya, prakarya artinya sebelum karya.  Mata pelajaran prakarya itu dulu disebut pekerjaan tangan. Kerajinan tangan, yang dalam bahasa Inggrisnya handicraft, sering disebut hastakarya.. Pelajaran prakarya tidak dapat diganti menjadi pelajaran *prakerja.
Akhir-akhir ini banyak diselenggarakan lokakarya dan temukarya, di samping wisata karya dan anjang karya.  Lokakarya yang dalam bahasa Inggrisnya workshop, dapat berupa pertemuan, penataran, penerapan metode.  Secara etimologis loka berarti dunia atau tempat, lokakarya berarti tempat bekerja atau bengkel. Tidak lazim menggunakan kata *lokakerja
Temukarya ialah suatu pertemuan untuk bersama-sama membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan. Pada wisata karya kunjungan ke berbagai tempat itu bukan sekedar piknik atau melancong, melainkan dalam rangka melaksanakan tugas. Begitu juga kalau para pejabat beranjang karya, mereka datang ke suatu daerah bukan untuk berkunjung kepada sanak keluarga, melainkan dalam rangka melaksanakan tugas negara. Tidak lazim menggunakan bentuk *temukerja, *beranjangkerja.
Dalam tata pemerintahan desa kita temukan penggolongan desa seperti desa swadaya, swakarya, dan swasembada.  Awalan swa- yang berasal dari bahasa Sansekerta itu mengandung arti sendiri.  Swakarya berarti kerja atau karya sendiri. Bentuk swakarya tidak lazim diganti dengan bentuk *swakerja.
       Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kata kerja dan karya sebenarnya bermakna sama dan berasal dari akar kata yang sama.. Penggunaan dua kata itu mengikuti pola penggunaan kata sinonim pada umumnya. Aspek kelaziman pemakaian dan prinsip kolokasi (kesesuaian dengan unsur pendamping kata) menentukan pilihan bentuk yang tepat apakah bentuk kerja atau karya.**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar