Jumat, 03 Agustus 2012

Memimpin Langsung Memimpin


66.Memimpin-Langsung-Memimpin


Harian Umum Flores Pos edisi Rabu (24/12/2003) dan edisi Sabtu (27/12/2003) menurunkan berita tentang perayaan natal di Paroki Kristus Raja dan paroki Katedral  Ruteng. Berita berjudul ‘Malam Natal, Uskup Pimpin Misa di Gereja Kristus Raja’ dan ‘Aman, Perayaan Natal di Ruteng’ itu memuat informasi antara lain:
(a)   Umat paroki Kristus Raja Ruteng mendapat kehormatan khusus karena misa malam kelahiran Yesus Penebus umat manusia, Rabu malam (24/12) akan langsung dipimpin oleh Uskup Ruteng, Mgr. Eduardus Sangsun, SVD.
(b)   Sementara dalam misa kedua yang merupakan misa puncak Natal dipimpin langsung oleh Uskup Diosis Ruteng Mgr.Eduardus Sangsun, SVD.
(Catatan: huruf italic pada “langsung dipimpin” dan “dipimpin langsung” dari kami).
Informasi  yang diamanatkan melalui dua kutipan di atas sepintas tampaknya jelas untuk para pembaca. Semua pembaca memahami secara benar  apa yang diinformasikan melalui kutipan berita tersebut. Pembaca akan memahami secara sama terhadap pesan muatan pada dua contoh di atas. Bagi orang yang memiliki kepekaan berbahasa, dua kutipan di atas memunculkan pertanyaan berkaitan dengan pemakaian kelompok kata yang sengaja kami tandai dengan bentuk huruf miring (italic). Kita temukan bentuk ‘langsung dipimpin’ dan ‘ dipimpin langsung
Dua bentuk ini sesungguhnya memuat makna yang sangat berbeda. Untuk itu cobalah kita membandingkan contoh pemakaian dua bentuk itu di dalam kalimat-kalimat berikut:
(c)    Pasukan AS langsung menangkap Saddam Hussein di tempat persembunyian.
(d)   Pasukan AS menangkap langsung Saddam Hussein di tempat persembunyian.
(e)    Karena keterbatasan waktu, ia langsung berangkat ke Jakarta.
(f)     Karena keterbatasan waktu, Andi berangkat langsung dengan pesawat terbang.
Jika mencermati penggunaan kata ‘langsung’ pada kalimat (c) dan (e) maka  kita dapat memahami bahwa kata ‘langsung’ itu berkaitan dengan waktu (berfungsi sebagai keterangan waktu). Sebagai kata keterangan waktu, kata ‘langsung’ itu dapat menggantikan atau paralel dengan kata ‘segera’ yang artinya melakukan sesuatu secara cepat tanpa ada sela waktu.
Sementara itu, penggunaan kata ‘langsung’ pada kalimat (d) dan (f) tidak dapat disubstitusikan atau diganti dengan kata segera karena makna kata ‘langsung’ pada kedua kalimat itu mengacu pada pengertian ‘tanpa media pengantara’. Makna kata ‘langsung’ pada kalimat (d) dan (f) adalah tanpa alat, sarana, media lain. Menangkap langsung pada kalimat (d) artinya pasukan AS tidak menggunakan pasukan dari negara lain saat menangkap Saddam Hussein. Pasukan yang menangkapnya sungguh-sungguh dan dapat dibuktikan bahwa mereka adalah pasukan AS. Berangkat langsung dengan pesawat pada kalimat (f) secara implisit mau mengatakan bahwa selain pesawat terbang Andi dapat juga menggunakan sarana, media, alat transportasi lain menuju Jakarta.
Mengacu pada penjelasan dan pembedaan seperti ini, kita dapat menentukan bahwa penggunaan kata ‘langsung’ pada kalimat (a) dan (b) yang dimuat pada Harian Umum Flores Pos di atas jelas tidak merujuk pada satu makna. Pemakaian kata ‘langsung’ pada kalimat (a) dan (b) itu masing-masing merujuk pada pengertian ‘segera’ (tanpa sela waktu) dan ‘tanpa media, tanpa sarana pengantara. Kalimat (a) seharusnya dipahami dan dimaknai secara lain yang mengutamakan unsur keterangan waktu. Kalau perayaan Natal langsung dipimpim Uskup itu artinya sama dengan perayaan Natal itu ‘segera’ dipimpin Uskup (tidak diulur-ulur lagi segera setelah Uskup tiba).  Sementara itu, penggunaan kata ‘langsung’ pada dipimpin langsung oleh Uskup hanya bisa dipahami dan dimaknai bahwa perayaan Natal itu tidak didelegasikan kepada orang lain.
Sebagai bahan pembanding bagi kita untuk memahami penjelasan di atas mungkin kita bisa bandingkan dengan kalimat (g) dan (h) berikut ini:
(g)   Wartawan yang gesit biasanya langsung menyiarkan hasil liputannya.
(h)   Menonton langsung biasanya lebih baik daripada menonton melalui TV.
Setelah mengikuti keseluruhan uraian ini serta memahami contoh-contoh yang diberikan di atas kita dapat mengatakan bahwa penggunaan kata ‘langsung’ yang merujuk pada pengertian ‘tanpa media, tanpa pengantara’ tampaknya mubazir atau berlebihan. Hal itu jelas terbaca pada kalimat (b), (d), dan (f).  Kalimat-kalimat itu akan menjadi lebih berterima dan dianggap baku kalau kata ‘langsung’ itu dihilangkan sehingga kita jumpai kalimat (i), (j), dan (k) berikut:
(i)     Sementara dalam misa kedua yang merupakan misa puncak Natal dipimpin oleh Uskup Diosis Ruteng Mgr.Eduardus Sangsun, SVD.
(j)     Pasukan AS menangkap Saddam Hussein di tempat persembunyian.
(k)   Karena keterbatasan waktu, Andi berangkat dengan pesawat terbang.**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar