4. Penggunaan kata Bahwa
Kata bahwa dalam bahasa Indonesia merupakan kata
perangkai yang berfungsi menghubungkan bagian-bagian kalimat dalam suatu
kalimat luas. Bagian kalimat yang
dirangkaikan itu berupa anak kalimat
dan induk kalimat. Anak kalimat tersebut merupakan sasaran untuk
perbuatan yang dinyatakan oleh predikat pada induk kalimatnya. Jadi, anak kalimat tersebut merupakan
pengganti objek atau pelengkap dari predikat induk kalimatnya. Predikat
induk kalimat itu, sering berupa
kata kerja seperti mengatakan, menjelaskan, menguraikan, menyebutkan,
sedang anak kalimatnya merupakan isi dari penyebutan, penjelasan atau uraian
tersebut. Demikianlah anak kalimat yang
diantar oleh bahwa disebut kalimat isi.
(1) MPR dan DPR mengatakan bahwa
Presiden Susilo Bambang Yudoyono harus memperbaiki kinerja Kabinet yang dibentuknya.
(2) Presiden Bush menegaskan bahwa
kelompok teroris yang antikemanusiaan harus diperangi sampai tuntas.
Kata bahwa
pada kalimat (1) menghubungkan induk kalimat (MPR dan DPR mengatakan) dan anak
kalimat Presiden Susilo Bambang Yudoyono harus memperbaiki kenerja yang
dibentuknya. Demikian pula kata bahwa pada kalimat (2) menghubungkan
induk kalimat Presiden Bush menegaskan
dengan anak kalimat kelompok teroris yang antikemanusiaan harus
diperangi sampai tuntas. Kesalahan yang sering terjadi dalam pemakaian kata
perangkai bahwa, (a) digunakannya
kata bahwa pada kalimat yang sebenarnya tidak memerlukannya (b) kata
perangkai bahwa digunakan meskipun tidak terdapat induk kalimat yang
harus dihubungkan dengan anak kalimat. Cermatilah kalimat (*3) berikut:
(*3)
Seperti sudah disebutkan di muka, bahwa bacaan itu sangat penting bagi anak-anak.
Kata
perangkai bahwa dalam kalimat (*3) tersebut tidak perlu, karena kata bahwa
pada kalimat di atas tidak didahului atau diikuti oleh induk kalimat. Jadi,
kalimat yang betul ialah: Seperti yang sudah disebutkan, bacaan itu sangat
penting bagi anak-anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar