Lingua Maledicta Sicut Vipera Virus Mortiferum Promit: Bahasa Jelek Ibarat Ular Penyembur Bisa Mematikan
Sabtu, 02 Juni 2012
Timbangan untuk Resensi
Kita sering mendengar istilah ulasan buku, resensi buku, pertimbangan buku, timbangan buku. Pemakaian bentuk-bentuk itu sering dikacaukan dan juga membingungkan. Dalam bahasa asing, kata resensi buku dikenal dengan istilah ‘book reviews’. Hal yang sering membingungkan justru berkaitan dengan pemilihan kata yang tepat sebagai padanan untuk kata resensi itu. Apakah resensi itu harus dipadankan dengan pertimbangan buku atau timbangan buku? Untuk memperoleh jawaban yang pasti, perlu dilihat proses pembentukan dua kata itu, berikut maknanya dalam tindak berbahasa (speech act) senyatanya.
Secara morfologis, kata timbangan dan pertimbangan dibentuk dari kata dasar yang sama yaitu kata ‘timbang’. Bentuk timbangan adalah hasil proses morfologis (afiksisasi) akhiran –an (sufiks –an).
Kata timbangan secara kategorial (kategori kata) berkategori nomina (akhiran -an menjadi salah satu ciri pengenal kata berkategori nomina). Kata timbangan mengacu pada kata benda sebagai alat untuk menimbang atau mengukur bobot suatu barang. Ketika Suster Ana membuat roti, ia harus mengukur berat tepung terigu yang dipakai untuk menghasilkan sepotong roti. Untuk itu, ia membutuhkan sebuah alat yang disebut timbangan. Frans Binget, petani vanili asal Kampung Rawuk, Kolang, memerlukan timbangan ketika ia harus menjual vanilinya di Toko Kelimutu Ruteng. Demikian juga Maria Poti, seorang bides (bidan desa) saat melakukan kegiatan Posyandu membutuhkan timbangan untuk mengukur bobot para anak balita di Kampung Kambe.
Timbangan buku ialah alat untuk mengukur bobot buku. Timbangan buku sebagai padanan kata resensi bukanlah alat untuk mengukur bobot fisik sebuah buku seperti mengukur berat tepung terigu, vanili dan bayi. Bobot dalam konteks timbangan buku dipakai dalam arti kiasan, bermakna konotatif; bobot buku dimaksudkan sebagai nilai yang terkandung dalam buku (bukan beratnya). Jadi, kalau dikatakan sebuah buku itu berbobot, bukan karena buku itu tebal, bukan karena jenis kertasnya menyebabkan berat, melainkan karena kualitas kandungan isinya (perlunya untuk pembaca).
Kata timbangan, di samping berarti alat untuk menimbang, juga berarti hasil perbuatan menimbang (hasil dari proses menimbang). Kalau dikatakan bahwa kopi sekarung itu tidak baik timbangannya, artinya kopi itu tidak ditimbang dengan baik. Timbangannya dikatakan tidak baik mungkin karena disebutkan bobot 50 kg, tetapi setelah ditimbang ulang ternyata hanya 45 kg. Kalau timbangan itu diartikan sebagai alat untuk menimbang, tentu saja tepat juga kalau resensi itu disebut juga terhadap buku. Tetapi, kalau timbangan itu diartikan sebagai hasil perbuatan menimbang, tentu saja tidak begitu tepat. Resensi memang bukan timbangan, bukan alat untuk menimbang, meskipun dalam resensi diuraikan hasil perbuatan menimbang (bermakna konotatif) terhadap buku.
Di samping bentuk kata menimbang dan timbangan ada juga bentuk kata mempertim¬bangkan (semuanya terjadi karena proses morfologis). Perbuatan menimbang dalam arti sesungguhnya biasanya dilakukan dengan menggunakan timbangan (alat), sedangkan mempertimbangkan tidak menggunakan timbangan. Dengan kata lain, mempertimbangkan artinya lebih dekat pada menimbang dalam arti kiasan (bermakna konotatif).
Dalam menanggapi usul peserta diskusi di kelas misalnya ketua kelas yang memimpin diskusi dapat berkata: Pendapat Saudara akan kami pertimbangkan. Bukan Pendapat Saudara kami timbang. Dalam hubungannya dengan buku, manakah yang lebih tepat: menimbang buku atau mempertimbangkan buku? Kalau mempertimbangkan buku lebih tepat daripada menimbang buku, maka pertimbangan buku lebih tepat daripada timbangan buku. Untuk lebih membantu kita menentukan bentuk yang baku, kita perlu melihat pemakaian kata menimbang dalam kaitannya dengan surat-surat keputusan.
Konsiderans surat keputusan biasanya memuat deretan kata seperti: mengingat dan seterusnya, menimbang dan seterusnya, memutuskan..... Pada bagian konsiderans itu, ada kata menimbang dan bukannya mempertimbangkan, tentu saja menimbang dalam arti kiasan.
Kembali pada masalah bentuk mana yang tepat, dapat dijelaskan di sini bahwa kata pertimbangan buku dan timbangan buku dapat digunakan sebagai padanan kata resensi. Pertimbangan buku lebih tepat, karena resensi itu memang hasil dari perbuatan mempertimbangkan. Timbangan buku juga dapat digunakan, karena menimbang itu dapat dilihat sebagai hasil (meskipun dalam arti kiasan). Tambahan pula, kata timbangan itu lebih singkat daripada pertimbangan**.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar