Sabtu, 09 Juni 2012

Memenangkan Pertandingan, Pertandingan Dimenangkan



34. Memenangkan Pertandingan,
Pertandingan Dimenangkan

Bulan Oktober 2001, bertempat di lapangan bola sepak, Waingapu, berlangsung pertandingan bola sepak memperebutkan Piala bergilir Eltari (Eltari Cup). Beberapa media meliput peristiwa tersebut dan hasil liputannya muncul dalam berita/ulasan olah raga. Dari sana, muncul beberapa kalimat berikut ini:
(1)    Persami pada pertandingan terakhir mengalahkan PS Kota Kupang 3-2. (Pos Kupang.19/10/01/16)
(2)    PS  Kupang yang bertekad memenangkan pertandingan ini terus berusaha menambah gol.
(3)    Saya yakin tim kami akan memenangkan pertandingan melawan Persami Maumere (Pos Kupang,20/10/01/16)
(4)    Pengadilan Agama sudah memutuskan Iis memenangkan gugatan cerai serta hak perwalian anak
(5)    Manajer sekaligus pelatih PSN, mengatakan tekad untuk memenangkan pertandingan ini (ibid)
(6)    Di babak semifinal ini kami akan berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan pertandingan (ibid)
(7)    Tinggal strategi yang digunakan untuk memenangkan pertandingan
Kalimat (1) s.d. (7) dilihat dari bentuk kata kerja (verba) yang menduduki fungsi predikat semuanya dikategorikan sebagai kalimat aktif. Tanda pengenalnya adalah pemakaiaan prefiks me- dan sufiks –kan pada kata kerja bentuk dasar kalah (kalimat 1) dan menang (kalimat 2 s.d.7). Secara lahiriah (sintaksis) ketujuh kalimat itu memang memiliki pola yang hampir sama, tetapi secara semantik kalimat (1) mengemban makna yang sangat berbeda dengan kalimat 2 s.d. 7. Perbedaan makna semantik dimaksudkan akan menjadi jelas kalau kalimat (1) diubah susunannya tetapi tetap mengemban makna yang sama menjadi  PS. Kota Kupang dikalahkan Persami pada pertandingan terakhir 2-3. Dalam praktik berbahasa kalimat (1) sering  juga dirumuskan menjadi Persami memenangkan pertandingan terakhir melawan PS. Kota Kupang 3-2 atau secara singkat dikatakan pertandingan itu dimenangkan oleh Persami. Bentuk terakhir ini menjadikan bentuk itu sama dengan kalimat 2 .s.d. 7.
  Dikatakan bahwa pertandingan dimenang­kan oleh Persami atau Persami memenangkan pertandingan.
Hingga di sini akan muncul pertanyaan: kalau pertandingan itu dimenang­kan oleh kesebelasan Persami, apakah dapat dikatakan bahwa PS. Kota Kupang telah mengalahkan pertandingan, atau pertandingan itu telah dikalahkan oleh PS. Kota Kupang? Untuk menjawab pertanyaan ini, penting  dilihat arti/makna penggunaan akhiran atau sufiks –kan pada  memenangkan itu.
Berdasarkan kaidah akhiran atau sufiks –kan  pada memenangkan mengandung arti/makna kausatif, yaitu menyebabkan, membuat atau menjadikan.  Kalau dikatakan Persami memenangkan pertandingan berarti Persamilah yang menyebabkan pertandingan menjadi menang.
Dalam contoh (1) jelas sekali bahwa dalam suatu pertandingan biasanya ada pihak yang kalah dan yang menang.  Yang menang atau yang kalah itu yang bertanding. Pada kalimat  (1) yang menang itu adalah kesebelasan Persami dan yang kalah adalah PS Kota Kupang. Yang kalah atau menang BUKAN pertandingannya.  Yang menang dalam pertandingan itu kesebelasan Persami, pertandingannya sendiri tidak menang atau kalah dan tidak dimenangkan atau dikalahkan.  Jadi, lebih baik katakan:
Persami  menang 3-2 dalam pertandingan melawan PS. Kota Kupang atau Dalam pertandingan itu, Persami keluar sebagai pemenang. BUKAN *Kesebelasan Persami memenangkan pertandingan atau Pertandingan dimenangkan oleh Persami.
Merujuk pada uraian seperti ini, secara pasti dan meyakinkan kalimat (2 s.d.7) adalah kalimat yang tidak memenuhi tuntutan kaidah sintaksis dan kaidah semantik. Kalimat tersebut harus diubah (ditransformasikan) ke dalam bentuk yang lain sehingga menjadi lebih gramatikal. Kalimat di atas perlu dibenahi baik dari aspek sintaksis (tata kalimat) maupun dari semantik (tata makna).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar