34. Memenangkan
Pertandingan,
Pertandingan
Dimenangkan
Bulan
Oktober 2001, bertempat di lapangan bola sepak, Waingapu, berlangsung
pertandingan bola sepak memperebutkan Piala bergilir Eltari (Eltari Cup).
Beberapa media meliput peristiwa tersebut dan hasil liputannya muncul dalam
berita/ulasan olah raga. Dari sana ,
muncul beberapa kalimat berikut ini:
(1) Persami pada pertandingan
terakhir mengalahkan PS Kota Kupang 3-2. (Pos Kupang.19/10/01/16)
(2) PS Kupang yang bertekad memenangkan
pertandingan ini terus berusaha menambah gol.
(3) Saya yakin tim kami
akan memenangkan pertandingan melawan Persami Maumere (Pos Kupang,20/10/01/16)
(4)
Pengadilan Agama sudah
memutuskan Iis memenangkan gugatan cerai serta hak perwalian anak
(5)
Manajer sekaligus
pelatih PSN, mengatakan tekad untuk memenangkan pertandingan ini (ibid)
(6) Di babak semifinal
ini kami akan berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan pertandingan
(ibid)
(7) Tinggal strategi
yang digunakan untuk memenangkan pertandingan
Kalimat
(1) s.d. (7) dilihat dari bentuk kata kerja (verba) yang menduduki fungsi
predikat semuanya dikategorikan sebagai kalimat aktif. Tanda pengenalnya adalah pemakaiaan prefiks me- dan sufiks –kan
pada kata kerja bentuk dasar kalah (kalimat 1) dan menang
(kalimat 2 s.d.7). Secara lahiriah (sintaksis) ketujuh kalimat itu memang
memiliki pola yang hampir sama, tetapi secara semantik kalimat (1) mengemban
makna yang sangat berbeda dengan kalimat 2 s.d. 7. Perbedaan makna semantik
dimaksudkan akan menjadi jelas kalau kalimat (1) diubah susunannya tetapi tetap
mengemban makna yang sama menjadi PS.
Kota Kupang dikalahkan Persami pada pertandingan terakhir 2-3. Dalam
praktik berbahasa kalimat (1) sering
juga dirumuskan menjadi Persami memenangkan pertandingan terakhir
melawan PS. Kota Kupang 3-2 atau secara singkat dikatakan pertandingan itu
dimenangkan oleh Persami. Bentuk terakhir ini menjadikan bentuk itu sama dengan
kalimat 2 .s.d. 7.
Dikatakan bahwa
pertandingan dimenangkan oleh Persami atau Persami memenangkan pertandingan.
Hingga di sini akan muncul pertanyaan: kalau pertandingan itu dimenangkan
oleh kesebelasan Persami, apakah dapat dikatakan bahwa PS. Kota Kupang telah
mengalahkan pertandingan, atau pertandingan itu telah dikalahkan oleh PS. Kota
Kupang? Untuk menjawab pertanyaan ini, penting
dilihat arti/makna penggunaan akhiran atau sufiks –kan pada memenangkan itu.
Berdasarkan kaidah akhiran atau sufiks –kan pada memenangkan mengandung arti/makna
kausatif, yaitu menyebabkan, membuat atau menjadikan. Kalau dikatakan Persami memenangkan
pertandingan berarti Persamilah yang menyebabkan pertandingan menjadi menang.
Dalam contoh (1) jelas sekali bahwa dalam suatu pertandingan biasanya ada
pihak yang kalah dan yang menang. Yang
menang atau yang kalah itu yang bertanding. Pada kalimat (1) yang menang itu adalah kesebelasan
Persami dan yang kalah adalah PS Kota Kupang. Yang kalah atau menang BUKAN
pertandingannya. Yang menang dalam
pertandingan itu kesebelasan Persami, pertandingannya sendiri tidak menang atau
kalah dan tidak dimenangkan atau dikalahkan.
Jadi, lebih baik katakan:
Persami menang 3-2 dalam pertandingan melawan PS. Kota Kupang atau Dalam pertandingan itu, Persami keluar sebagai
pemenang. BUKAN *Kesebelasan Persami memenangkan pertandingan atau
Pertandingan dimenangkan oleh Persami.
Merujuk pada uraian seperti ini,
secara pasti dan meyakinkan kalimat (2 s.d.7) adalah kalimat yang tidak
memenuhi tuntutan kaidah sintaksis dan kaidah semantik. Kalimat tersebut harus
diubah (ditransformasikan) ke dalam bentuk yang lain sehingga menjadi lebih
gramatikal. Kalimat di atas perlu dibenahi baik dari aspek sintaksis (tata
kalimat) maupun dari semantik (tata makna).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar