32. Pemakaian Bentuk ‘Di mana’
Bentuk ‘di mana’ tidak ditemukan sebagai kata di dalam kamus. Kamus Besar
Bahasa Indonesia mencantumkan bentuk itu pada kata ‘mana’ dengan arti (a)
menyatakan benda dalam kumpulan (b) menyatakan pilihan (c) di belakang bentuk
di, ke, dan dari kata mana berarti kata tanya menanyakan tempat (d) menyatakan
keadaan (e) menyatakan tempat tidak tentu (f) menyatakan tambahan kalau diikuti
kata lagi dan pula (Moeliono, 1989:553).
Berdasarkan makna leksikal seperti di atas, makna yang paling relevan
dengan uraian ini adalah butir (c) makna kata ‘mana’ yang ditempatkan mengikuti
kata depan di, ke, dari yang berarti menanyakan tempat. Dengan ini, diketahui
bahwa ‘di mana’ itu dibentuk dari kata depan di dan kata dasar mana.
Penulisan yang benar berdasarkan kaidah adalah di mana dan bukan *dimana.
Dalam praktik berbahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan, kata ‘di
mana’ dipakai secara salah karena tidak ditempatkan pada tempatnya dan tidak
ditulis sebagaimana seharusnya. Untuk membantu kita memahami permasalahan ini,
baiklah kita memperhatikan kalimat-kalimat berikut:
(1) Sahabat, kenalan,
dan handaitolan di mana saja berada (Berita duka RPD Ruteng).
(2) Pasukan Amerika
Serikat belum mengetahui di mana Osama bin Laden bersembunyi (berita VOA).
(3)
Di mana pasukan Taliban menyembunyikan Osama bin Laden? (berita BBC).
(4)
Di mana-(mana) orang menuntut reformasi dan otonomi daerah (berita TVRI)
Kalimat (1) s.d. (4) memuat kata
bentukan ‘di mana’. Kalimat (5), (6), dan (7) berikut juga memuat kata bentukan
‘di mana’. Pertanyaannya: Apakah pemakaian bentuk ‘di mana’ pada kalimat
berikut sama persis dengan makna pemakaian bentukan ‘di mana’ pada kalimat (1)
s.d.(4)?
(5)
Kami tengah menyiapkan
gugatan terhadap PLN baik berupa gugatan perdata ganti rugi dari pelanggaran
dan gugatan clas action di mana kami mewakili masyarakat
umum kota yang merasa dirugikan karena pemadaman yang tidak beraturan selama
ini (Flores Pos, Sabtu, 27/9/01/6).
(6) Sistem pendistribusian blanko ijazah ke tiap sekolah setiap tahun sangat
ketat, di mana dikeluarkan Dinas Dikbud NTT ke tiap sekolah
berdasarkan data tetap siswa yang lulus Ebta/Ebtanas dengan nomor seri yang berbeda
setiap kabupaten. (Pos
Kupang, Selasa, 30/10/01/7).
(7) Perang tanding di Desa Gunung yang terjadi tanggal 2 November yang lalu di
mana terdapat korban tewas sebanyak dua orang. (Flores
Pos, Rabu, 7/11/01/3)
Kalimat
(1) s.d. (4) jelas menggunakan bentukan ‘di mana’ secara tepat menjelaskan
tentang tempat sedangkan penggunaan
bentukan ‘di mana’ pada kalimat (5) s.d. (7) tidak benar dan tidak gramatikal.
Secara gramatikal kalimat (5), (6), dan (7) bukanlah kalimat yang baik dan
benar. Pemakaian bentukan ‘di mana’ pada kalimat itu mubazir. Hal ini akan
jelas kalau pola, bentuk, struktur kalimat-kalimat itu dibenahi. Untuk itu
jelas kita harus masuk ke tataran gramatika khususnya kajian sintaksis.
Kemubaziran penggunaan bentukan ‘di mana’ pada kalimat di atas akan jelas kalau
dibandingkan dengan kalimat (8), (9), dan (10) berikut sebagai alternatif
pembetulan terhadap kalimat (5), (6), dan (7).
(8) Kami tengah
menyiapkan gugatan, baik gugatan perdata ganti rugi maupun gugatan class
action terhadap PLN. Kami mewakili masyarakat umum kota yang merasa dirugikan karena pemadaman
listrik yang tidak beraturan selama ini.
(9) Setiap tahun sistem
pendistribusian blanko ijazah ke tiap-tiap sekolah sangat ketat. Blanko itu
dikeluarkan Dinas Dikbud NTT ke tiap-tiap sekolah berdasarkan data tetap siswa
yang lulus Ebta/Ebtanas. Blanko tersebut bernomor seri berbeda untuk setiap
kabupaten.
(10)
Perang
tanding di Desa Gunung, pada tanggal 2 November yang lalu, menewaskan dua
orang.
Kalimat
(-kalimat) (8), (9), (10) tidak
menggunakan kata bentukan ‘di mana’. Penghilangan bentukan ‘di mana’ tidak
mengubah makna dan maksud. Bahkan, kalimat yang semula bermakna kabur karena
pemakaian bentukan ‘di mana’ menjadi semakin jelas. Struktur sintaksis dan
muatan semantik kalimat (8), (9), dan (10) jauh lebih jelas daripada kalimat
(5), (6), dan (7).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar