10. Agar, Supaya, dan Biar
Kata
tugas supaya dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyatakan hubungan
tujuan. Contoh:
(1) Adik merendam pakaian ke dalam larutan deterjen supaya bersih.
Dalam kalimat (1) di
atas kata ‘supaya’ menghubungkan
‘adik merendam pakaian ke dalam larutan deterjen’ dengan tujuannya yaitu kata
‘bersih’. Kata perangkai lain yang mempunyai tugas yang sama ialah agar.
Contoh:
(2) Siswa belajar tekun agar
tidak dimarahi guru dan orang tua mereka.
(3) Ditutupnya jendela itu agar
debu tidak masuk ke dalam kamarnya.
Tujuan dari belajar tekun (kalimat 2) dan ditutupinya jendela
(kalimat 3) itu dihubungkan dengan kata perangkai agar, yaitu tidak
dimarahi guru dan orang tua mereka serta debu tidak masuk ke dalam kamarnya.
Perbedaan antara pemakaian supaya dan agar yakni agar
menghubungkan induk kalimat dengan anak kalimat keterangan tujuan yang cukup
panjang.
(4) Disimpannya surat itu baik-baik agar tidak diketahui oleh
ayahnya.
Kata perangkai agar jarang sekali (tidak begitu lazim)
digunakan apabila tujuan itu hanya dinyatakan dengan satu kata seperti contoh
berikut:
(5)* Dicucinya
pakaian itu agar bersih atau
(6)* Ditambahkannya
gula agar manis.
Dalam kalimat-kalimat tersebut lebih tepat digunakan kata
perangkai supaya. Apabila tujuan itu berupa anak kalimat yang panjang
sering juga digunakan agar supaya.
(6)
Surat itu disimpannya baik-baik agar supaya tidak diketahui oleh orang tuanya.
Pengguna
bahasa Indonesia sering mencampur-adukkan pemakaian kata agar, supaya, dan kata
biar. Orang umumnya salah menduga bahwa kata biar itu bermakna sama
dengan kata perangkai seperti agar dan supaya.
Dalam bahasa Indonesia kata biar tidak menyatakan
hubungan tujuan seperti supaya dan agar. Biar dalam bahasa menyatakan konsesif
(konjungsi atau klausa yang menyatakan keadaan atau kondisi yang berlawanan
dengan dengan apa yang dinyatakan di dalam klausa utama), biar mengantar
bagian kalimat yang isinya sebenarnya justru tidak dikehendaki. Contohnya:
(7) Biar tahun ini saya
tidak lulus ujian masuk.
(8) Biar lambat asal selamat.
(9) Biar peluru menembus kulitku.
Jadi penggunaan biar sebagai kata perangkai yang menyatakan
tujuan itu tidak tepat. Sebaiknya
digunakan supaya bukan biar.
Bandingkan contoh berikut. (10)* Berobatlah ke dokter spesialis biar lekas sembuh!
(11)* Makanlah
banyak-banyak biar lekas besar
Seharusnya: (10) Berobatlah ke dokter
spesialis supaya lekas sembuh!
(11) Makanlah banyak-banyak supaya lekas besar
KBBI: biar/bi·ar/ p 1 cak agar; supaya: biasakan mandi pagi -- sehat; 2 kata penghubung untuk menyatakan hal-hal yang tidak bersyarat; meskipun; biarpun: -- hidup melarat, tetapi tenang; -- lambat asal selamat;
BalasHapus