33.
Pemakaian kata ‘Dengan’
Kamus Besar Bahasa
Indonesia mencantumkan sembilan arti kata ‘dengan’ yaitu (a) beserta
atau bersama-sama (b)dan (c) memakai atau menggunakan suatu alat (d) sebagai
kata penghubung yang menyatakan hubungan kata kerja dengan pelengkap atau
keterangan (e) kata penghubung yang menerangkan cara bagaimana terjadi atau
berlakunya; sambil seraya (f) kata penghubung yang menerangkan keadaan (g) oleh
atau karena (h) atas (i) penghubung menyatakan keselarasan, kesesuaian
(Moeliono, 1989: 196).
Pemakaian kata ‘dengan’
pada kalimat (a) s.d. (i) berikut akan secara berurutan membantu kita
membedakan (kesembilan) makna (konteks semantis) kata itu berdasarkan makna
leksikal yang disebutkan di atas.
(a) Siswa menghadap kepala sekolah dengan
orangtuanya.
(b)
Suami dengan istri harus tinggal serumah.
(c)
Polisi menembak
prampok dengan senjata laras pendek.
(d) Adik berenang dengan temannya
di kolam renang.
(e) Ia menolak permintaan itu dengan
tersenyum.
(f) Perjaga gawang PSN mengamankan
gawangnya dengan cermat.
(g) Yanti tidak dapat mengangkat peti
itu karena penuh dengan buku.
(h) Dengan kemauan sendiri anak itu menolak
bujukan temannya.
(i) Acara pertemuan disesuaikan dengan
situasi setempat.
Dalam praktik berbahasa baik lisan maupun
tertulis, pemakaian kata ‘dengan’ tampaknya tidak terbatas pada
kesembilan makna seperti diuraikan di atas. Persoalannya, apakah penggunaan
kata ‘dengan’ selain apa yang digambarkan di atas itu baik dan baku menurut kaidah
kebahasaan? Sebagai contoh perhatikanlah pemakaian kata ‘dengan’ pada kalimat
(1) s.d. (8) berikut: (Sumber Flores Pos Kamis, 20/9/2001 hlm. 2).
(1) "Saya bangga
dengan manajemen pemilik KM Kirana II yang
memutuskan pelayaran kapalnya ke Pelabuhan Ende," kata Bupati Domi.
(2) Saya begitu bangga dengan pelayaran
perdana KM Kirana II ke Pelabuhan Ipi ini.
(3)
Tidak semua orang
setuju dengan gagasan pemekaran Manggarai.
(4) Setiap orang tua pasti senang dengan
keberhasilan anaknya di perguruan tinggi.
(5) Mengapa Anda takut dengan anggapan
masyarakat?
(6) Saya tidak setuju dengan keputusan
Anda.
(7)
Saya
salut dengan pikiran Anda yang brilian itu.
(8)
Saya salut dengan digelarnya pesta seni
budaya ini
Jika kalimat (a) s.d. (i) dibandingkan dengan kalimat (1) s.d. (8) maka
akan tampak jelas perbedaan makna yang disarankan setiap kalimat itu. Makna
kata ‘dengan’ pada kalimat (1) s.d. (8) tidak dapat dimasukkan ke dalam
kesembilan makna kata ‘dengan’. Karena itu, pemakaian kata ‘dengan’
pada kalimat (1)* s.d. (8)* perlu dipertanyakan bahkan perlu diragukan kebenaran
makna semantik dan sintaksisnya. Kedelapan kalimat di atas hanya berterima
dalam konteks atau pada tataran pragmatik tetapi tidak berterima dalam konteks
kepatuhan pada kaidah linguistik. Pemakaian kata ‘dengan’ pada kedelapan
kalimat di atas tidak benar, karena kalau mencermati makna niatan
kalimat-kalimat itu, kata ‘dengan’ lebih tepat diganti dengan kata ‘terhadap’
dan atau karena. Penempatan kata ‘dengan’ membuat kalimat itu tidak baku.
Kalimat-kaliamat di atas menjadi tidak baku karena kesalahan pemilihan kata
(diksi) yang tidak tepat. Bentuk
baku untuk
kedelapan kalimat di atas adalah:
(1) "Saya bangga
terhadap manajemen pemilik KM Kirana II yang memutuskan pelayaran kapalnya ke Pelabuhan
Ende," kata Bupati Domi.
(2) Saya begitu bangga
karena pelayaran perdana KM Kirana II ke Pelabuhan Ipi ini.
(3) Tidak semua orang
setuju terhadap gagasan pemekaran Manggarai.
(4) Setiap orang tua
pasti senang karena keberhasilan anaknya di perguruan tinggi.
(5) Mengapa Anda takut terhadap anggapan
masyarakat?
(6) Saya tidak setuju terhadap
keputusan Anda.
(7) Saya salut terhadap
pikiran Anda yang brilian itu.
(8) Saya salut terhadap
digelarnya pesta seni budaya ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar