Rabu, 06 Juni 2012

Pemakaian kata ‘Dengan’



33. Pemakaian kata ‘Dengan’


Kamus Besar Bahasa Indonesia mencantumkan sembilan arti kata ‘dengan’ yaitu (a) beserta atau bersama-sama (b)dan (c) memakai atau menggunakan suatu alat (d) sebagai kata penghubung yang menyatakan hubungan kata kerja dengan pelengkap atau keterangan (e) kata penghubung yang menerangkan cara bagaimana terjadi atau berlakunya; sambil seraya (f) kata penghubung yang menerangkan keadaan (g) oleh atau karena (h) atas (i) penghubung menyatakan keselarasan, kesesuaian (Moeliono, 1989: 196).
Pemakaian kata ‘dengan’ pada kalimat (a) s.d. (i) berikut akan secara berurutan membantu kita membedakan (kesembilan) makna (konteks semantis) kata itu berdasarkan makna leksikal yang disebutkan di atas.
(a)   Siswa menghadap kepala sekolah dengan orangtuanya.
(b)   Suami dengan istri harus tinggal serumah.
(c)    Polisi  menembak prampok dengan senjata laras pendek.
(d)   Adik berenang dengan temannya di kolam renang.
(e)    Ia menolak permintaan itu dengan tersenyum.
(f)     Perjaga gawang PSN mengamankan gawangnya dengan cermat.
(g)   Yanti tidak dapat mengangkat peti itu karena penuh dengan buku.
(h)   Dengan kemauan sendiri anak itu menolak bujukan temannya.
(i)     Acara pertemuan disesuaikan dengan situasi setempat.
     Dalam praktik berbahasa baik lisan maupun tertulis, pemakaian kata ‘dengan’ tampaknya tidak terbatas pada kesembilan makna seperti diuraikan di atas. Persoalannya, apakah penggunaan kata ‘dengan’ selain apa yang digambarkan di atas itu baik dan baku menurut kaidah kebahasaan? Sebagai contoh perhatikanlah pemakaian kata ‘dengan’ pada kalimat (1) s.d. (8) berikut: (Sumber Flores Pos Kamis, 20/9/2001 hlm. 2).
(1)   "Saya bangga dengan manajemen pemilik KM Kirana II yang  memutuskan pelayaran kapalnya ke Pelabuhan Ende," kata Bupati Domi.
(2)    Saya begitu bangga dengan pelayaran perdana KM Kirana II ke Pelabuhan Ipi ini.
(3)   Tidak semua orang setuju dengan gagasan pemekaran Manggarai.
(4)   Setiap orang tua pasti senang dengan keberhasilan anaknya di perguruan tinggi.
(5)   Mengapa Anda takut dengan anggapan masyarakat?
(6)   Saya tidak setuju dengan keputusan Anda.
(7)   Saya salut dengan pikiran Anda yang brilian itu.
(8)    Saya salut dengan digelarnya pesta seni budaya ini

Jika kalimat (a) s.d. (i) dibandingkan dengan kalimat (1) s.d. (8) maka akan tampak jelas perbedaan makna yang disarankan setiap kalimat itu. Makna kata ‘dengan’ pada  kalimat  (1) s.d. (8) tidak dapat dimasukkan ke dalam kesembilan makna kata ‘dengan’. Karena itu, pemakaian kata ‘dengan’ pada kalimat (1)* s.d. (8)* perlu dipertanyakan bahkan perlu diragukan kebenaran makna semantik dan sintaksisnya. Kedelapan kalimat di atas hanya berterima dalam konteks atau pada tataran pragmatik tetapi tidak berterima dalam konteks kepatuhan pada kaidah linguistik. Pemakaian kata ‘dengan’ pada kedelapan kalimat di atas tidak benar, karena kalau mencermati makna niatan kalimat-kalimat itu, kata ‘dengan’ lebih tepat diganti dengan kata ‘terhadap’ dan atau karena. Penempatan kata ‘dengan’ membuat kalimat itu tidak baku. Kalimat-kaliamat di atas menjadi tidak baku karena kesalahan pemilihan kata (diksi) yang tidak tepat. Bentuk baku untuk kedelapan kalimat di atas adalah:
(1)   "Saya bangga terhadap manajemen pemilik KM Kirana II yang  memutuskan pelayaran kapalnya ke Pelabuhan Ende," kata Bupati Domi.
(2)   Saya begitu bangga karena pelayaran perdana KM Kirana II ke Pelabuhan Ipi ini.
(3)   Tidak semua orang setuju terhadap gagasan pemekaran Manggarai.
(4)   Setiap orang tua pasti senang karena keberhasilan anaknya di perguruan tinggi.
(5)    Mengapa Anda takut terhadap anggapan masyarakat?
(6)   Saya tidak setuju terhadap keputusan Anda.
(7)   Saya salut terhadap pikiran Anda yang brilian itu.
(8)   Saya salut terhadap digelarnya pesta seni budaya ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar