Lingua Maledicta Sicut Vipera Virus Mortiferum Promit: Bahasa Jelek Ibarat Ular Penyembur Bisa Mematikan
Minggu, 12 Januari 2014
Ringkasan Cerpen Agustus 2012
1. Dua Wajah Ibu
Mak Inang yang terpaksa meninggalkan kampung halamannya Sumatra Selatan dan berpindah ke Jakarta, Tanah Abang. Mak Inang datang ke Jakarta atas ajakan anaknya dan juga karena ajakan tetangganya, Mak Rifah, Mak Sangkut, dan beberapa perempuan kampung karibnya, yang pernah hidup di Jakarta. Mak Inang terkecoh oleh cerita mereka tentang kehidupan di Jakarta sebagai surganya dunia. Serba mewah, serba manis, serba tidak bisa ia bayangkan.
Mak Inang berkesempatan ke Jakarta ketika Putranya Jamal mengajaknya ke Jakarta sekaligus bisa melihat cucu-cucunya. Gambaran tentang Jakarta yang serba luar biasa dan menyenangkan sebelumnya akhirnya pupus ketika Mak Inang melihat dan menyaksikan sendiri kondisi kehidupan anak dan cucunya di tempat yang kumuh. Mak Inang sungguh terkejut menyaksikan segala hal yang aneh ketika ia harus bekerja mencuci pakaian anak, menantu, dan cucunya. Ia merasakan bagaimana digigit nyamuk yang besar, melihat tikus yang besar, mencium bau busuk, melihat tumpukan sampah, toilet yang terbatas. Ia ingin segera pulang dengan alasan takut pisang ditebang orang dan kebun karet tidak terurus.
Keingian untuk pulang ini tampaknya mengalami kesulitan karena keterbatasan biaya. Jamal belum gajian. Mak Inang ditawari untuk berjalan keliling Jakarta ditemani Kurti. Inang berkeliling ke rumah Mak Rifah, Mak Sangkut yang sebelumnya mengajak Inang ke Jakrta. Mak Inang semakin heran menyaksikan kondisi kehidupan anak dan cucu Mak Rifah, Mak Sangkut yang seleblumnya mengajak Inang ke Jakarta. Kesan Inang tentang kehidupan kota Jakarta yang tidak menyenangkan membuatnya mengajak anak dan cucunya untuk kembali ke kampung halaman. Di kampung jauh lebih menyenangkan daripada hidup di kota yang berbau, sumpek, dan tidak menyenangkan. Jika pulang mereka akan menikmati kampung halaman yg tenang, asri dan damai, dan terutama lebih bersih dri pada pinggiran Jakarta.
2. Seragam
Cerpen ini diawali dengan kisah perjumpaan dua sahabat lama yang telah berpisah hampir 25 tahun. Suatu ketika salah seorang yang telah ,meninggalkan sahabatnya secara tiba-tiba datang menjumpai teman. Kedatangan yang mengejutkan itu terjadi karena teringat akan adanya kenangan masa silam antara mereka. Kenanganlah membuat mereka bertemu.
Pertemuan dua sahabat lama ini membawa mereka pada aneka kenangan 25 tahun silam ketika mereka masih bersekolah. Saat bertemu semua kenangan itu seakan hadir kembali. Teringat mereka belajar di rumah keluarga yang sederhana, penerangan lampu teplok. Pengalaman yang paling mengesankan berkaitan dengan usaha mereka menangkap jangkrik. Mereka menangkap jangkrik karena mau mendapatkan uang. Dahulu, setelah mereka turun ke sawah mencari jangkrik. Salah orang dari mereka tidak mempunyai pakaian lebih sehingga saat menangkap jangkrik tetap menegenakan pakaians eragam pramuka.
Mereka mencari jangkrik di daerah perwahan selepas panen. Mereka membawa obor. Saat asyik mencari jangkrik angin tiba-tiba bertiup kencang dan menyambar wajah salah seorang dari mereka. Karena terkejut dan panik sumbuh obor terlepas dan minyak terpercik menyirami punggung. Percikan minyak itu disertai lidah api yang membakar punggung salah seorang dari mereka. Setelah berusaha menyematkan diri ternyata sepertiga dari baju yang dikenakan terbakar dan sebaian lagi gosong melekat pada kulit pemakainya. Sahabat yang yang berseragam coklat membantu melindungi tubuh sahabatnya yang terbakar. Selanjutnya ia membawa sahabatnya yang terbakar ke puskermas di kecamatannya.
Seragam coklat Pramuka yang melingkupi tubuh yang terbakar disingkirkan entah ke mana oleh tim medis. Tidak pernah terlintas di pikirannya untuk meminta kepada orangtua sahabatnya agar menggantinya baju yang hilang. Satu-satunya cara yang ditempuh yaitu tidak ke sekolah setiap hari yang mewajibkan berpakaian pramuka. Sahabat yang kehilangan seragam terpaksa membolos Jumat dan Sabtu karena belum mampu membeli gantinya. Ia kehilngan baju karena membantu sahabatnya. Itulah kenangan masa silam yang mereka ingat.
Perjumpaan dua sahabat lama ini pada bagian akhir cerita diketahui bahwa sahabat yang dahulu terbakar saat mencari jangkrik ternyata kini menjadi seorang penegak hukum (jaksa) Sementara itu, sahabat yang dahulu membantu sahabat yang terbakar termasuk mengorbankan pakaian pramuka, terpaksa membolos dari sekolah, kina berada dalam perkara besar. Dia bercerita, sertifikat rumah dan tanah peninggalan orangtua justru tergadaikan. Sahabat yang telah menjadi jaksa itu selalu merasa terusik perhal perkara yang menimpa sahabat yang telah menyemaltakn dirinya dari kepungan api selagi mencari jangkrik. Sahabat yang kini menjadi jaksa bertekad untuk memberi pertolongan kepada sahabat lama yang telah menyelamatkan jiwanya. Sambil melirik seragam dinas kerjaksaan yang tersampir di sandaran jok belakang, sang jaksa berkata pada dirinya: “seragam itu belum bisa membuat saya bangga. Nilainya jelas jauh lebih kecil dibanding nilai persahabatan yang saya dapatkan dari sebuah seragam coklat Pramuka. Tapi dia tidak tahu, dengan seragam dinas itu, sayalah yang akan mengeksekusi pengosongan tanah dan rumahnya.
3. Aku
Cerpen berdujul Aku menampilkan tokoh Aku yang tampil sebagai pembicara tunggal berhadapan dengan tokoh kamu yang menjelaskan hakikat nama, identitas, peran, bentuk penjelmaannya terhadap tokoh kamu. Tokoh aku dan tokoh kamu ditampilkan dalam model kontras atau berlawanan. Oposisi cara dan tanggapan antara Aku dan kamu mendominasi seluruh cerita pendek ini. Tokoh aku berusaha dengan pelbagai cara menindentifikasikan dirinya untuk dikenal dan dipahami tokoh kamu.
Tokoh Aku diidentifikasi secara rinci antara lain sebagai cinta, kasih, matahari, udara, ketuntasan, keutuhan, kebermanfaatan, dll. Detail tentang diri Aku yang diperkenalkan kepada kamu semuanya dimaksudkan agar tokoh kamu dapat menangkap tanda kehadiran Aku kapan saja, di mana saja, melalui apa saja dan dalam wujud apa saja. Rincian identitas Aku kepada kamu pada akhirnya menggiring tokoh kamu untuk menyadari siapa dirinya di hadapan Aku dalam rangka menentukan sikapnya yang tepat di hadapan tokoh Aku.
Tokoh aku dalam cerpen ini menjadi tokoh misterius karena dapat menjelma menjadi apa saja. Tokoh aku ini digambarkan bersifat sempurna dipertentangkan dengan tokoh kamu yang digambarkan sebagai tokoh yang tidak mengenal tokoh aku dengan segala kualitas dan kesempurnaannya. Semua kualitas diri aku tidak disadari lawan bicara si aku yaitu tokoh kamu. Deretan deskripsi tentang diri tokoh aku dengan segala bentuk keistimewaan, keungggulannya sejak awal hingga akhir cerita merupakan upaya menuntun tokoh kamu sebagai lawan bicara. Hingga akhir cerita tokoh kamu tetap dituntun untuk menyadari segala sesuatu yang baik yang dinyatakan tokoh aku. Pernyataan diri tokoh aku kepada lawan bicara (kamu) pada dasarnya merupkan cara menyadarkan si kamu tentang semua yang dialami dan di lihatnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
thank you
BalasHapus