Jumat, 29 Maret 2013

TEORI RESENSI 1

Pendahuluan

Kalau diamati, surat kabar dan majalah yang memuat resen¬si buku menggunakan istilah antara lain timbangan buku, tinjauan buku, pembicaraan buku, dan bedah buku. Ada pula yang menamakan buku atau pustaka. Jadwal pemuatan resensi pada sebuah media tergantung pada kebijakan media bersangkutan.
Apakah resensi itu sesungguhnya? Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas, sebuah buku. Tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.
Apabila diklasifikasikan, ada tiga bi¬dang garapan resensi, yaitu (a) buku, baik fiksi maupun nonfiksi; (b) pementasan seni, seperti film, sinetron, tari, drama, musik, atau kaset; (c) pameran seni, baik seni lukis maupun seni patung.

Tujuan Resensi
Sebelum meresensi, hendaknya Resensor memahami tujuan resensi. Apa sebenarnya tujuan resensi buku? Yang jelas, kehadiran kolom resensi buku mempunyai tujuan tertentu. Jika dicermati, pemuatan resensi buku sekurang-kurangnya mem¬punyai lima tujuan. Kelima tujuan itu sebagai berikut.
1. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
2. Mengajak pembaca memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
3. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
4. Memberikan informasi kepada pembaca tentang (a) siapa pengarangnya? mengapa ia menulis buku itu? (b) apa pernyataannya? (c) bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama? (d)bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis yang dihasilkan oleh pengarang-pengarang lain?
5. Untuk segolongan pembaca resensi yang (a) membaca agar mendapatkan bimbingan dalam memilih buku-buku (b) setelah membaca resensi berminat untuk membaca atau mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam resensi;(c) tidak ada waktu untuk membaca buku kemudian mengandalkan resensi sebagai sumber informasi.


B. Dasar-Dasar Resensi
Sebelum meresensi, Resensor perlu memahami dasar-dasar resensi. Apa sajakah dasar-dasarnya?
1. Resensor memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu. Tujuan pengarang dapat diketahui dari kata pengantar atau bagian pendahuluan buku. Kemudian dicari apakah tujuan itu direalisasikan dalam seluruh bagian buku.
2. Resensor menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan corak resensi yang akan dibuat.
3. Resensor memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi sasarannya: selera, tingkat pendidikan, dari kalangan macam apa asalnya, dan sebagainya. Atas dasar itu, resensi yang dimuat surat kabar atau majalah tidak sama dengan yang dimuat pada surat kabar atau majalah yang lain.
4. Resensor memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi. Setiap media cetak ini mempunyai identitas, termasuk dalam visi dan "misi". Dengan demikian, kita akan mengetahui kebijakan dan resensi macam apa yang disukai oleh redaksi. Kesukaan redaksi ini akan tampak pada frekuensi jenis buku yang dimuat. Demikian pula, jenis buku yang dimuat biasanya sesuai dengan visi dan misinya. Misalnya, majalah ekonomi tidak menampilkan resensi buku tentang kimia. Jenis buku yang dimuat pasti buku yang berkaitan dengan masalah ekonomi. Demikian pula dengan majalah teknik dan filsafat. Selain itu, Resensor ada baiknya mengetahui media yang akan dituju, seperti surat kabar (nasional atau daerah), dan majalah (ilmiah, ilmiah populer, atau hiburan).


C. Nilai Buku
Meresensi buku pada hakikatnya melakukan penilaian ter¬hadap buku. Menilai berarti mengulas, mempertimbangkan, mengkritik, dan menunjukkan kelebihan-kelebihan serta kekurangan-kekurangan buku dengan penuh tanggung jawab. Dengan penuh tanggung jawab artinya, mengajukan dasar-dasar atau argumen terhadap pendapatnya, dan kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk membentuk pendapatnya itu, serta data yang meyakinkan (dengan menyajikan kutipan-kutipan yang tepat dan relevan).
Akan tetapi, sasaran penilaian (organisasi, isi, bahasa, dan teknik) itu sering sulit diterapkan secara mekanis. Suatu unsur, sering lebih mendapat tekanan daripada unsur yang lain. Yang penting, tidak menggunakan salah satu unsur untuk menilai keseluruhan buku. Nilai buku akan lebih jelas bila dibandingkan dengan karya¬karya sejenis, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun yang ditulis oleh pengarang lain.

D. Bahasa Resensi
Bahasa resensi biasanya bernas (singkat-padat), tegas, dan tandas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter media cetak yang akan memuat dan karakter pembaca yang akan menjadi sasarannya. Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan masalah penyajian tulisan. Misalnya, tulisan yang runtun kalimatnya, ejaannya benar, tidak berpanjang lebar (bertele-tele), dan tidak terlalu banyak coretan, atau bekas hapusan.
Di samping itu, penyajian tulisan resensi bersifat padat, singkat, mudah ditangkap, menarik, dan enak dibaca. Tulisan yang menarik dan enak dibaca artinya enak dibaca baik oleh redaktur (penanggung jawab rubrik) maupun pembaca. Kita perlu membiasakan diri membaca resensi itu dengan menempatkan diri sebagai redaktur atau pembaca. Untuk itu, kita mengambil jarak. Jadikanlah diri kita seolah-olah sebagai redaktur atau pembaca. Dengan cara ini, emosi kita sebagai penulis bisa ditanggalkan. Kita akan mampu melihat kekuatan dan kelemahan resensi kita.

E. Kelebihan Resensi
1. Tidak basi
ila dibandingkan dengan tulisan lain, seperti berita, artikel, dan karangan khas (features) maka resensi lebih tahan lama. Artinya, andaipun resensi dikembalikan oleh redaksi, resensi itu masih dapat dikiriin ke media lain. Demikian pula buku yang diresensi tidak harus buku yang baru terbit. Kita boleh meresensi buku yang terbit setahun yang lalu, asalkan buku itu belum pernah dimuat di media yang akan dituju. Meskipun demikian, pada umumnya buku yang diresensi, buku-buku yang baru terbit.

2. Menambah wawasan
Informasi dari buku sangat berguna untuk menambah wawasan berpikir dan mengasah daya kritis. Kita juga bisa menilai apakah buku itu bermutu atau tidak.
3. Keuntungan finansial
Kalau resensi kita dimuat, kita tidak menerima honor dari redaksi saja, tetapi juga dari penerbit. Ini kalau fotokopi resensi itu dikiriin ke penerbit, minimal buku baru yang dapat kita buatkan resensi (jika penerbit tidak bersedia memberi honor). Biasanya penerbit akan memberi beberapa buah buku baru untuk diresensi, kalau resensi buku kita sering dimuat di media cetak. Jadi, lumayan koleksi buku kita bertambah tanpa harus membeli.

Pola Tulisan Resensi

Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas, men¬jabarkan, dan mengulas. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas. Sebuah buku biasanya menyajikan banyak persoalan. Persoalan-persoalan itu sebaiknya diringkas. Untuk itu, perlu dipilih sejumlah masalah yang dianggap penting dan ditulis dalam suatu uraian yang bernas.
Menjabarkan (deskripsi) berarti menjabarkan atau men¬deskripsikan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah dilakukan. Bila perlu bagian-bagian yang mendukung uraian itu dikutip. Mengulas berarti menyajikan ulasan sebagai berikut:
1. Isi pernyataan atau materi buku yang sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diulas (diinterpretasikan);
2. organisasi atau kerangka buku;
3. bahasa;
4. kesalahan cetak;
5. membandingkan (komparasi) dengan buku-buku sejenis, baik karya pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
6. menilai, mencakup kesan Resensor terhadap buku, terutama yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku.

Urutan pola meringkas, menjabarkan, dan mengulas itu dapat pula dipertukarkan. Kita bisa langsung mengulas, menjabarkan, dan meringkas. Misalnya, kita mulai dari kesan terhadap buku, membandingkan, lalu masuk ke bagian meringkas. Memadatkan persoalan utama atau bagian terpenting dalam uraian yang singkat dan jelas. Kemudian, kita perlu menjabarkan bagian-bagian ter¬penting dari sinopsis. Atau kita mulai dari menjabarkan, meringkas, dan mengulas. Namun, satu hal terpenting, isi pernyataan dalam buku itu dipahami terlebih dahulu. Dari pemahaman itu, kita akan tahu, pola mana yang tepat untuk menyajikannya.

G. Langkah-Langkah Meresensi Buku
Langkah-langkah meresensi buku sebagai berikut.
1. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi.
• Mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku.
• Siapa penerbit yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format hingga harga.
• Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis hingga mengapa ia sampai menulis buku itu.
• Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, atau sastra.
2. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
3. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
5. Menentukanlah sikap dan menilai hal-hal berikut ini.
• Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
• Isi pernyataan; bagaimana bobot idenya, bagaimana analisisnya, bagaimana penyajian datanya, dan bagaimana kreativitas pernikirannya.
• Bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, bagaimana kalimat dan penggunaan katanya, terutama untuk buku ilmiah.
• Aspek teknis; bagaimana tata letak, bagaimana tata wajah, bagaimana kerapian dan kebersihan, dan pencetakannya (banyak salah cetak atau tidak).
• Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) dari resensi itu. Outline ini sangat membantu kita ketika menulis.
6 Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar-dasar dan kriteria-kriteria yang kita tentukan sebelumnya.,


H. Unsur-Unsur Resensi

ita perlu mengetahui unsur-unsur yang membangun resensi buku. Apa saja unsur-unsur yang membangun resensi buku?

l. Membuat Judul Resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruan isi resensi.

2. Menyusun data buku
Data  buku biasanya disusun sebagai berikut:
• judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan juga judul aslinya.);
• pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
• penerbit;
• tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
• tebal buku;
• harga buku (jika diperlukan).

3. Membuat pembukaan (lead) Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut:
• memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berben¬tuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
• membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
• memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
• memaparkan keunikan buku;
• merumuskan tema buku;
• mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
.  mengungkapkan kesan terhadap buku;
• memperkenalkan penerbit; i. mengajukan pertanyaan;
• membuka dialog.


4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku. Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
• sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
• ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
• keunggulan buku;
• kelemahan buku;
• rumusan kerangka buku;
• tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
• adanya kesalahan cetak.

5. Penutup resensi buku
Bagian penutup, biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
Judul resensi; Data buku; Pendahuluan; Isi pernyataan; Penutup
I. Merumuskan Judul Resensi
Judul resensi berarti wajah resensi itu sendiri. Judul resensi ini yang pertama dibaca. Untuk itu, judul hendaknya menarik perhatian dan mencerminkan isi resensi.
Judul yang menarik berarti merangsang keinginan orang untuk segera membacanya. Sekalipun buku yang diresensi itu bagus dan penyajian tulisannya memenuhi syarat, jika judul kurang menarik, tidak dibaca orang. Demikian pula judul yang mentereng, dengan isi pernyataan hambar dan tidak relevan, pasti mengecewakan pembaca.
Cara merumuskan judul resensi dengan membuat sinopsis dan memahami inti resensi. Dengan demikian, kita memperoleh gambaran menyeluruh mengenai isi pernyataan resensi. Untuk itu, rancangan judul paling sedikit dipilih salah satu saja yang amat jelas mencerminkan keseluruhan isi pernyataan resensi. Sesudah kita menentukan salah satu judul dan ternyata judul itu panjang, kita perlu meringkas dengan cara lain yang lebih tepat. Misalnya contoh-contoh berikut

Dianjurkan Tidak Dianjurkan
• Melestarikan Flora dan Fauna
• Tragedi Perawan Rantau
• Pedoman Pengentasan Kemiskinan o Upaya-Upaya untuk Melestarikan Flora dan Fauna
o Kisah dari Perawan tentang Tragedi Perawan Merantau
o Berbagai Pedoman untuk Mengentaskan Kemiskinan
Kalau kita bandingkan, judul yang tidak dianjurkan terlalu panjang dari judul yang dianjurkan. Selain itu, hindari juga judul yang bersifat semu, menipu pembaca karena ingin sekali memberi kejutan dan menarik perhatian. Apalagi kalau isi pernyataan yang sebenarnya tidak tercermin dalam tulisan.
Pada prinsipnya, judul harus dibuat singkat dan padat. Namun, maknanya tetap jelas. Masalahnya, kita sering kesulitan sebab judul yang terlalu singkat, juga tidak mampu mencerminkan isi pernyataan resensi secara keseluruhan. Untuk itu, judul itu perlu dipertimbangkan lagi. Kalau tidak mungkin, bisa saja judul itu tetap pendek, dengan disertai keterangan atau subjudul. Misalnya,

1. Stroke: Kenal Perlu, Kena Jangan
2. Teori Kesusastraan: Beberapa Persoalan
3. Meningkatkan Penjualan: Strategi Memotivasi Pembeli

Jadi, judul resensi sebaiknya:
• menarik perhatian dan menimbulkan keingintahuan; b. mencerminkan isi pernyataan resensi secara akurat;
• dirumuskan sesingkat-singkatnya, tidak bertele-tele, dan kabur;
- menggunakan kalimat aktif. Kalau menggunakan kalimat pasif, terasa tidak berdaya;
• menghindari pengulangan kata, kecuali kalau fungsinya benar-benar penting, seperti untuk menegaskan makna.


J. Menuliskan Data Buku
Ada tiga variasi penulisan data buku pada media cetak yang memuat resensi.

(1)
Judul buku : Citra Wanita dan Kekuasaan (Jawa)
Menyunting : Dr. Budi Susanto S.J, dkk.
Penerbit : Kanisius, Yogyakarta
Tahun terbit :1992
Tebal buku : 101 halaman
rwan Widyarto, "Perempuan, Tidak Sekedar Bukan Pria", Jawa Pos, 31/1/93.

(2)
Mayjen TNI Herman Musakabe (Editor), Tantangan Pem¬bangunan: Dinamika Pemikiran Seskoad 1992-1993; Kata Pengantar Letjen TNI Wismoyo Arismunandar, (Forum Pengkajian Seskoad, Jakarta: 1993), 278 halaman.

Julius Pour, "Seskoad 42 Tahun: Dinamika Menjawab Tantangan Pemba¬ngunan", Kompas, 2/7/93.


(3)
Menjelajah Cakrawala: Kumpulan Karangan Soedjatmoko, Penyunting Kathleen Newland dan Kemala Candrakirana Soedjatmoko, Pengantar Clifford Geertz dan Umar Kayam, (Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994), 358 halaman.

Taufik Abdullah, "Tiga Perhatian Utama Koko", Tempo, 26/3/94.
Masalah variasi penulisan data buku ini, menggunakan prinsip mana suka: kita suka yang mana. Yang jelas, data tentang buku harus ditulis secara lengkap dan apa adanya. Jadi, penulisan data buku memuat hal-hal berikut ini.
• Judul buku, pengarang (editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar), penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku (jika perlu). Atau
• Pengarang (editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar), judul buku, penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku (jika perlu).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar